Aku Dan Keluargaku [chicken shoup]

10 komentar
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Ya Allah..
Simpan sebagian keburukan dalam diri ini..
Izinkan saya merubahnya perlahan...
meleburkannya kedalam lautan kebijakan..
lapangkanlah pintu maaf yang telah ada lebar untukku ya Tuhan..
sejajarkan semuanya tepat berada dalam genggaman yang sama..

Kuasa-Mu aku tak pernah tau..
Kehendak-Mu tak pernah kumengerti..
tapi terus saja hati ini bergerak mendekati..
Jika aku karus dekat dengan kebaikan itu Ya Rabb..
biarkan semuanya mengalir penuh kejujuran dan kesabaran..

Sungguh rintik ini tak dapat kutahan..
kehendak bukan sebuah kutukan..
namun jika terlalu memaksakan..
ah.. saya tak tau bagaimana harus bertahan..

Terimakasih Tuhanku Allah penguasa semesta Alam..
maha memiliki dan yang Maha Memberi..
Mengasihiku dengan penuh rahmat pada setiap hembusan nafas dari dada..
Kusebut Engkau dalam setiap butir tasbih yang lahir dari mulut penuh dosa..
Ampuni dan semoga Engkau selalu Meridhoi..

***
terkadang banyak sekali kejadian yang tak pernah kita tahu dan tak kita rencanakan dalam memory otak, mungkin merekamnya atau dengan menyebutnya sebuah cita-cita. Ramadhan kali ini membuat saya lebih melek, lebih terbuka dan lebih ikhlas, nikmat dan sungguh sangat merasakan perbedaan.

meski keadaan yang sama seperti yang dahulu, jauh dari orang tua, jauh dari adhek, jauh dari kehidupan yang sebenarnya dan seharusnya saya berada, namun semuanya tak memberi pengaruh apapun untuk saya selama mereka dalam keadaan sehat. sekali saya menginjakkan tanah di tempat lain, saya sama sekali tak ingin pulang atau terbayang-bayang wajah orang tua saya, pengen ceper-cepet pulang atau sejenisnya.

tak pernah membuat special keadaan yang berbeda dan mungkin ini kelainan, penyakit gila atau sejenisnya, yang saya tahu.. saya harus bekerja, harus bisa maju dan harus bisa lebih banyak lagi tahu tentang hidup. tak mengandalkan tenaga orang tua, uang orang tua yang memang orang tua saya jarang punya namun selama ini Alhamdulillah Allah selalu memberikan kecukupan, dan nikmat yang tiada henti :). Allah yang maha kaya dan selalu Memberi lebih untuk orang-orang sabar dan pandai bersyukur, sembari berdo'a.. semoga keluarga saya keluarga yang dunia akhirat, sederhana namun selalu banyak ketenangan didalamnya.

saya tidak pernah sekalipun merasa risih, jenuh, tersakiti, tertuntut, atau apalah semuanya yang berdasarkan keinginan orang tua yang harus gini dan begitu. kebebasan penuh berada di tangan saya, dan mungkin saya adalah manusia paling beruntung karena punya keluarga yang kecil namun besar kasih sayang.

Ibu, seorang yang taat, disiplin, pandai mengaji, pandai membaca Qiro'ah alqur'an dan suaranya sangat merdu bak penyanyi nasyid yang tiada duanya. beberapa kali saya di ajarkan membaca alqur'an dengan Qiro'ah namun saya hanya mampu membacanya satu jenis saja, selebihnya hanya separo bahkan satu, dua ayat yang mampu saya nyanyikan. sedangkan ibu saya, beliau punya banyak memori dalam kepalanya yang sudah pandai bermain huruf-huruf Al-Qur'an yang sangat indah. saya bangga punya ibu seperti beliau, saya di ajarkan mengaji sejak saya bisa mengucap a ba ta. saya di ajarkan membaca menulis semenjak saya bisa memegang pensil, hingga umur 4 tahun sudah masuk sekolah dasar, Subhanallah...

Ibu juga seorang yang sangat teliti, saya gak tau bagaimana menggambarkan beliau dalam sebuah tulisan yang sangat acak kadut ini. semuanya begitu sangat kurang dan kurang pun di bandingkan sebenar-benarnya ibu saya. andai saja aja tinta emas yang di jual di toko, saya akan menulis nama beliau dengan tinta tersebut. begitu mulianya beliau di mata saya meskipun hanya seorang lulusan sekolah dasar, tapi ia mampu dan mau belajar menjadi lebih baik, berusaha dan terkesan nekat.

Bapak, orang yang gokil dan santai. terkesan cengengesan dan ah.. begitu menyampur dalam diri saya, sepertinya saya seperti beliau, santai dan humoris, sedikit boros dan tak terlalu menganggap uang itu penting, sangat berbeda jauh dengan ibu dan sepertinya adheklah yang lebih banyak membawa sifat ibu dalam dirinya.

bapak juga seorang yang pandai mengaji, orang yang sering tersia-siakan, masa kecil yang menyedihkan dan banyak lagi sakit yang ia rasakan, andai saya berada dalam posisinya dahulu, mungkin saya tak akan sanggup. kehidupan saya jauh lebih bahagia, jauh melebihi sangat enak dan jauh dari sengsaranya kehidupan zaman dahulu.

bapak yang tak pernah di anggap oleh ayah kandungnya sendiri, di anak tirikan, di sendirikan dan terkesan banyak perbedaan dengan saudara laki-laki satu-satunya hingga Ajal menjemput sang ayah yang tak lain adalah kakek saya, mungkin disana banyak sebuah penyesalan dalam diri kakek saya, saya tak bisa menilai ataupun membuat kesimpulan sendiri.

kawan, terkadang harta dapat membutakan pikiran, akal, budi, perilaku dan pandangan seseorang terhadap sesuatu. semuanya menjadi baik ketika kekayaan dan kesenangan berada di depan mata mencolok dan seolah tak rela mengindahkan mata menemukan apa yang sesungguhnya ia cari, ketulusan.

sedangkan keluarga saya dahulu adalah keluarga yang sengsara, tak mampu, tak punya, dan tak memiliki banyak uang. pandangan buruk selalu tercermin dari sikap orang terhadap keluarga saya, saya tak sedang mengeluh tapi ini hanya mengingatkan diri saya sendiri, Hidup itu tidak mudah, hidup itu penuh perjuangan, hidup harus berani nekat dan hidup juga harus berani mengambil sebuah keputusan yang telah di pertimbangakan dengan masak-masak.

kenapa saya tidak pernah ingin ketemu dengan orang tua saya ketika saya niat bekerja dan serius untuk maju, karena sejak masih kecil saya sering di tinggal sendiri, 2 tahun lebih saya di tinggal orang tua ke sumatra Utara, setelah 8 tahun disana, 2 tahun lebih saya di tinggal orang tua saya di surabaya waktu saya masih sekolah MtsN, saya menanggung adhek saya, mengurus kakek dan saya harus mengurus rumah kakek saya.

sekolah masuk jam 7 pagi, setengah 6 berangkat, dan sebelum setengah 6 saya harus menyelesaikan pekerjaan rumah, telah mengurus adhek dan memasak buat kakek saya, saya berangkat rumah sudah bersih. seorang anak SMP kawan, baru berumur 11 tahun. itu sebabnya saya sangat muak melihat anak-anak yang udah gede itu manja, udah SMP masih selalu aja meminta orang tua utuk mengurus semua kebutuhannya, sangat jauh berbeda dengan saya dahulu.

semuanya akan terlihat setelah dewasa, pendidikan itu akan terlihat setelah kita mulai harus bisa mencari makan sendiri, membeli baju sendiri, dan yang paling penting bisa memberi orang tua. itu sebuah rasa bahagia yang tak terperikan. kemandirian dan pengalaman adalah ganjaran atas semuanya untuk menuju kehidupan yang lebih baik. saya sudah tahan banting, saya sudah tahan dengan hal kecil seperti itu, saya gak kaget bahkan saya sering diam kalau saya itu sudah sering di hajar oleh pengalaman hidup saya sendiri, dan itu semua benar.

hingga saat ini, detik ini, saya berada dalam lingkup dunia yang sungguh jauh lebih baik. dunia yang tak pernah terbayangkan dalam fikiran saya. saya hanya bercita-cita bisa menyekolahkan adhek saya SMA, bisa memberi sedikit kepada orang tua saya, membantu meringankan beban yang saya tak tahu seberapa besar, sedikit saja.

saya tak pernah punya cita-cita besar, mimpi yang muluk karena setiap bermimpi saya selalu tak ingat waktu pagi menjemput, yah.. saya lupa kalo saya bermimpi di malam hari, bangun tidur sudah tak tahu mimpi apa semalem hihihi..

ah.. sudalah, hanya orang-orang yang mau belajar kesuksesan itu akan menjadi miliknya. bukan sebuah jabatan, profesi, tingkat sosial, tingkat kekayaan ataupun sejenisnya. sebenar-benarnya ilmu menurut saya, semuanya ada dalam kehidupan itu sendiri, sejauh mereka mau belajar, sebanyak itu ilmu yang kita dapat. bukan hanya sebuah pertanyaan, sekolah dimana, lulusan apa, tinggal sama siapa, kerja apa, punya mobil gak wahahha... sangat Naif dan begitu bodoh kalo saya ditanya seperti itu, sudah jelas jelas saya ini kerjanya cuma Nguli, gak pernah sekolah, anak Orang desa dan dari kampung, mana ada punya pendidikan tinggi, saya aja yang sok pede dan sok sok'an yang lainnya :D.

ilmu juga mendidik diri sendiri, bukan untuk di gembar-gemborkan. saya sering iri dengan mereka yang punya S1, S2, SMA, saya menangis, saya dulu ingin seperti mereka, saya sungguh pengen ngrasain berada di kampus, tapi itu dulu.. sekarang saya diam saja, bukan gak mau maju atau terkesan pasrah saja dengan keadaan, bukan saya semoga adhek saya bisa seperti apa yang saya inginkan dan dia Mau maju.

apapun tujuannya, apapun bentuk kehidupannya, apapun caranya mendidik diri sendiri, yang penting minumnya teh botol sosro.. eh salah.. :D. yang penting kita berpegang pada ajaran Allah, Ajaran yang benar dan tak menyalahi aturan, toh tujuannya juga sama, Akhirat. sangat sedikit orang yang berfikir tujuan yang sebenarnya, termasuk saya.. saya sering lupa akan hal itu, Ya Allah.. Ampuni hambamu ini Tuhanku..
selamat menunaikan ibadah puasa sahabat muslim semuanya, semoga Allah menerima, meridhoi, dan memberikan Hidayah kepada kita semua. semoga Jabatan taqwa menjadi milik kita saat Ramadhan meninggalkan kita. Saya akan berusaha menjadi lebih baik, karena mungkin saja ini Ramadhan terakhir saya. Wassalamualakum..




NB : jadi bingung mau ngasih judul apa haha.. pancet ae gak nggenah :P. ini termasuk chicken shoup bukan ya, ah masukin aja deh =)), maksa pokoknya :P.
Husnul Khotimah
Seorang ibu yang senang menulis tentang motivasi diri, parenting dan juga tentang kehidupan sehari-hari di Jombloku. Semoga blog ini bisa membawa manfaat buat kita semua.

Related Posts

10 komentar

  1. hahahaa bagus tapi non.... lam kenal yaaa

    BalasHapus
  2. mbak, jadi sedih baca kalimat terakhir.. :'(
    jangan bilang gitu dong..

    BalasHapus
  3. mengharukan postingan'a..
    salam kenal ya..
    visit donk mba..

    BalasHapus
  4. pengalaman hidup yang sangat miris bagi anak smp

    BalasHapus
  5. Waah..chicken soup nya Nyun nuel..pantesan jadi kuat karakternya..ini yang banyak dibutuhkan orang untuk mencapai keberhasilan.

    Lama tak ke sini..udah makin canggih blognya.

    BalasHapus
  6. inspiratif banget inul kisah sampean.... 1 like this^_^
    Semoga suatu saat sampean bisa menggapai mimpi2 besar yg telah sampean cita2ka sejak kecil. tetep semangat. . .
    Hadapilah kehidupan kita ini dengan keikhlasan, selama kita bersyukur apapun pekerjaan kita insyaallah di ridloi Allah, dengan ridlo Allah hidup bisa menjadi lebih barokah..( sumber: ngutip tapi lupa sumbernya ^_^ he he)

    BalasHapus
  7. @ Mas hendri : RIndu komentarmu yang seperti ini pokoknya.. lama banget gak kliatan ngeblog, ngilang aja kek hantu :P

    @ Etz : Amin.. semoga kamu juga bisa jauh lebih baik ya.. dan selalu dalam lindungan Allah SWT, makasih ya Etz kunjungannya :)

    BalasHapus
  8. pengalaman hidup yg sanggat menggesankan

    BalasHapus
  9. saya juga terlahir di keluarga kecil ,,,saya bersyukur karena sekarang masih bisa merasakan kebahagian dan kasih sayang orang tua

    BalasHapus

Posting Komentar