Tak Seperti yang Terlihat

13 komentar
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Keluarga, kata yang begitu indah saat di ungkapkan, kata yang begitu simple namun sangat sangat berarti dan penuh dengan makna kasat mata, pemberani jiwa, penguat sakit, penyelaras rasa dan tumpuan kehidupan pelepas segala masalah ketika sudah berada di dalam rumah.

namun bagaimana jadinya jika semuanya itu tak seimbang, berjalan sendiri-sendiri, tak selaras, penuh dengan kebohongan, rumah yang semakin banyak sudut-sudut yang mengingatkan akan segala bentuk masalah, saling membentak, adu mulut dan saya pikir secara tidak langsung ini bentuk dari neraka kecil yang anggota keluarga ciptakan, Bukankah keluarga adalah Syurga dunia ?

bukankah keluarga adalah kehidupan yang romantis, harmonis, dan pembagi rasa atas segala masalah ?

beberapa kali kejadian dalam keluarga seperti Kecurangan, Fitnah, dan hal hal kecil yang menyebabkan saya sakit hati dalam diam. hilangnya wibawa seseorang yang di anggap tinggi dan terhormat serta di segani adalah ketika ia meminjam sesuatu, mengeluh, lebih buruk dari bawahannya. jika bawahan saja tidak bisa menghargainya, bagaimana dengan orang lain ?

kok senang sih hidup dalam kepura-pura'an, saya sama sekali tak bisa melakukan itu semua. Jika suatu saat nanti saya harus mengorbankan pekerjaan saya demi kebaikan atau demi sebuah kejujuran, saya rela dan saya siap dengan setulus hati. bukan karena banyak pekerjaan di luar sana, karena mencari kerja juga susah jaman sekarang. atau ada banyak orang yang menampung saya, atau mungkin saya sok-sok'an mau nyari kerja di tempat lain padahal di tempat kerja sebelumnya udah di bilang sangat enak banget nget nget!!

tapi apa iya akan terus begini ?

apa iya harus menjalani yang kayak gini, why..?

apa karena saya kurang jadi ideot, saya pemalas, anggap saja saya seorang karyawan yang gak baik, bukan karyawan yang rajin, bukan karyawan yang becus dan pinter. saya tak pernah merasa seperti itu, saya emang karyawan yang suka Nglembosi, ngawur, dan kurang baik dalam bekerja, gak optimal dan terkesan menggampangkan. tapi akankah terus seperti ini ?

apa saya pernah mengungkapkan, bagaimana perasaan saya saat bekerja, ya.. saya hanya bicara senang, senang, senang dan senang dengan keadaan yang menurut mereka dan menurut saya sendiri "Saya sangat beruntung bekerja dan menjadi seorang karyawan di mana tempat saya bekerja". saya memiliki semacam derita batin yang tak akan pernah terungkapkan, saya dan teman saya Ndut memiliki keluarga baru disini, dan kami harus menjaga seluruh yang keluarga baru kami punya, itu kami tau.

kami harus mengimbangi, membantu, mengerti dan tahu apa-apa saja yang harus dan tidak dapat untuk di ungkapkan, keluarga baru kami begitu sangat-sangat baik. tapi sering dan tak sedikit saya dan teman saya menerima masalah yang lagi-lagi sama, itu, itu dan itu itu saja. kami hanya bertukar pikiran, membagi, bercerita satu sama lain, dan mempertimbangkan baik buruknya jika harus di ungkap atau hanya berdiam diri saja.

mungkin suatu saat nanti, sya akan memilih jalan terbaik untuk membalas semua kebaikan yang saya terima dengan menikah, Menikah akan membawa saya keluar dari masalah seperti sekarang, saya harus memikirkan apa yang akan saya lakukan sebelum hal itu terjadi, sebelum Suami saya membawa saya pergi dengannya.

lalu kenapa saya tidak menangis ?
saya hampir tak pernah melakukan aktifitas semacam ini saat dapet masalah, bahkan parahnya samapi mogok makan, lapar donk, bukan saya banget kalo marah itu brenti makan, rugi sendiri saya hehe. menangis pernah, adalah waktu saya melihat/mendengar kabar seseorang yang saya kagumi menikah, dulu ada beberapa orang yang membuat saya menangis, sekarang udah eman-eman :D.

saya hampir tak mengeluarkan sedikit air matapun saat saya telah melakukan banyak hal saat bekerja berat dan menangis, saya tidak pernah menangis saat saya bekerja. yang membuat saya menangis adalah, kenapa saya harus berdiam diri tanpa membuka mulut sedikitpun, saya yang selalu hidup dengan kejujuran sekarang dalam kubah kepura-puraan yang sangat saya benci.

saya rela disakiti demi melindungi, saya rela di marahai atas apa yang tidak saya lakukan, dan saya hanya lagi-lagi berdiam diri meskipun saya sangat sangat berontak pengen mengungkap semuanya. yang membuat saya lebih menangis adalah kenapa yang melakukan kesalahan justru selalu mengulangi hal yang sama ? fikirkan saja bagaimana rasanya mendapat perlakuan yang tak enak karena kesalahan yang tak pernah saya lakukan, kemana cermin-cermin kehidupan tentang sebuah keberanian untuk jujur, terbuka dan berbagi menanggung semuanya secara bersama, itulah keluarga!

bukan berjalan sendiri-sendiri, mementingkan Ego sendiri, tak mau tau dengan urusan yang sebenarnya apa yang ada didalam rumah, bukan di luar rumah, memikul dan Berbagi, berbagi berbagi. saya tak pernah menyalahkan siapapun, suatu tindakan baik atau buruk pasti ada penyebab yang jelas, koreksi diri, pemahaman terhadap fikiran dan berusaha memperbaiki semuanya. memang gak gampang, ia Butuh waktu dan dukungan. kebiasaan buruk akan hilang jika dukungan dari orang yang disayanginya bahkan mungkin belahan jiwanya (Garwo = sigarane nyowo), jika fikiran dan niat itu selaras.

saya tak berharap jika suatu saat nanti, Anaklah yang akan menjadi korbannya, dan jangan pernah menyalahkannya jika ia tak nurut dan Durhaka sama orang tua, Naudzubillah.. Ampuni saya ya Allah jika saya selalu nakal kepada ibu bapak saya waktu kecil, Ampuni Saya :'(.

ya Allah.. berilah Hidayahmu kepada orang-orang yang tanpa sengaja berbuat Dholim, yang secara tak sengaja menyakiti, yang tak sengaja selalu memenangkan Egonya, yang tak sengaja menyalahkan Orang lain tanpa tahu penyebab sebenarnya, dan Orang-orang yang saya sayangi dan tak sengaja pula telah mengidap penyakit hati itu. jauhkan saya ya Allah.. jauhkan saya dari sifat tercela seperti sifat-sifat yang saya temui setiap hari, saya berlindung dari dosa besar yang tak saya sadari.

Ndut dan aku, kami akan selalu berusaha sabar dan mencari sesuatu yang tepat. jika keluarga baru kami memang tak bisa berbenah, kami yang akan membenahi diri kami sendiri, semuanya terserah pribadi masing-masing, saya hanya Percaya, Allah telah menyiapkan balasan yang sama dengan perbuatan, Baik Atau Buruk!

Trimkasih Jombloku, ungkapan panjang lebar ini tak untuk siapapun juga, jombloku penampung segala rasa, amarah, ungkapan yang ada dalam hati saya secara gamblang dan membuat beban ini terangkat dengan mudah. Menulis adalah pilihan saya, menulis adalah kesenangan saya, menulis adalah jiwa saya, dan semoga menulis juga akan membawa saya kepada sebuah keberanian untuk membuka dunia jauh lebih dalam, Simple life for big dreams!

Cintai dan perhatikanlah keluargamu, sebelum kita benar-benar kehilangan setiap waktu yang tak pernah kita sadari :)
Husnul Khotimah
Seorang ibu yang senang menulis tentang motivasi diri, parenting dan juga tentang kehidupan sehari-hari di Jombloku. Semoga blog ini bisa membawa manfaat buat kita semua.

Related Posts

13 komentar

  1. nice post n storyy... mbak inul nampaknya cocok jadi penulisss.... jangan lelah untuk berkarya yaaa... semanggaaatttt

    BalasHapus
  2. he...he... kenyataan memang tak seindah dengan apa yang dibayangkan dan kita hanya manusia yangpasti harus ikhlas menjalaninya

    BalasHapus
  3. Berbaktilah pada kedua orang tua sebelum mereka tiada....

    BalasHapus
  4. ngomong apa yah.
    hmmm..kalau tentang keluarga..saya agak gimana gimana gitu :")

    nicelah..perasaan mba nyu ini dalem :D

    BalasHapus
  5. baru aja saya nonton we are family.. filmnya sangat menginspirasi dan mungkin bisa jadi berhubungan erat dengan postingan ini.. :)

    BalasHapus
  6. ini bukan tentang keluarga saya, tapi "keluarga baru" saya, eluarga saya baik-baik saja, malah mo punya adhek baru, hayooo siapa mau bantu nyari nama untuk adhek saya kelak :D

    BalasHapus
  7. Selamat ya mbak dengan keluarga barunya. Nice post.

    BalasHapus
  8. suka kalimat terakhirnya,.. :)

    sudah lebih lega sekarang ? semoga yah....^^

    BalasHapus
  9. wah sama mbak, kalo punya masalah harus berenti makan n ga bisa tidur itu bukan saya banget juga hehe,,, malahan kalo saya punya masalah yang sulit dicarikan jalan keluarnya saya langsung makan yang banyak habis itu tidur haha besok baru dipikirkan kembali solusi permasalahannya,, :D

    terkait dengan keluarga saya cuma ingin menyampaikan "bersyukurlah kalian yang masih punya keluarga yang masih bisa ikut merasakan bangga ketika anaknya berprestasi, yang masih bisa ikut merasakan sedih ketika anaknya terpuruk dan sebagainya, karena itu semua tidak lagi dapat saya miliki dan saya rasakan"

    keep writing and keep spirit... nice post mbak :)

    BalasHapus
  10. Hiks... keluarga adalah hal yang terpenting. Pak habibie aja bilang, di balik orang yang sukses ada keluarga yang mendukung di belakangnya. Beliau juga bilang, di balik kesuksesan seorang pria, ada dua orang wanita yang jadi penyebab. Ibu dan istri. TT__TT

    BalasHapus
  11. Saya sudah pasang link anda di blog saya, backlink kembali yah..

    nama : Kumpulan Tausiyah Singkat
    url : http://elfharizykh.blogspot.com

    Silakan cek ke TKP di sebelah kanan sidebar blog di link sobat.

    Terima kasih.

    BalasHapus
  12. Wah... TFS mbak.
    Semangat ya :)

    BalasHapus
  13. Postingan bermanfaat nih... GOOD POST!! KELUARGA ADALAH TERPENTING BAGI KEHIDUPAN!!!

    TEMAN-TEMAN Main main juga yah? ke blog Fauzi Online..
    Thx ADMIN ^_^

    BalasHapus

Posting Komentar