Perasaan Sampah

17 komentar
Bergumpal menjadi satu bagian yang hidup..
Bagai titik embun yang akan mengering ketika angin bertiup..
Bagai titik cahaya rembulan yang akan menghilang ketika mentari meredup..
Dan bagaimana akan ia atur jalur ini ketika ia mulai terkatup..

Dedaunan tahu.. Ia tak akan pernah mau berganti..
Pucuk duniapun mengerti.. semua telah usai..

Reranting itu ingin ia gapai..
Ia hanya menunggu derasnya arus..
Membanjirinya hingga rasa yang ia tau hanyut bersamanya..
Arus tak kunjung datang, menghampiri..

Gundah gelisah, diam termenung lemah..
Dalam sebuah ilusi, Ia menggapai reranting patah..
Kembali Mengarus.. hanyut tertelan riuh riuh uap yang tak sengaja..
Hanya jelentik yang bernyanyi..
Hanya sebuah nyanyian air yang terdengar nyaring..
Gemericik.. tertelan uap yang mengering..
Ia jatuh, tanpa ranting..
Penyesalan tak penting..
Perasaan genting..
Sakit terbujur, Tanpa Ranting..

Adakalanya, sedikit saja ketika kita tidak mempercayai apa yang ada dalam diri sendiri, semuanya akan berubah menjadi ketidakpercayaan yang akan menyebar dalam tubuh yang menghanyut bersama darah, Sangat cepat. Andai sebuah penyesalan gak akan pernah ada, tak akan seorang manusiapun melakukan kesalahan. Andai kejujuran dalam hati dan jiwa juga selalu ada, tak akan seorang manusiapun yang sanggup menunggu.

***
 Yeppp.. Yappp.. begitulah seorang penulis harus mencoba kembali bangkit dari alam bawah sadarnya. Saya kehilangan banyak imajinasi yang hebat untuk menulis puisi, lama sekali rasanya tidak menulis sebuah puisi. Terkasan kaku dan sangat buruk. Saya ingin jadi seorang penulis puisi yang banyak tau dan punya wawasan yang luas. Bagaimana saya menjadikan diri saya sebagai orang lain. Menulis kisah mereka dengan mudah, dengan bahasaku dan menembus masuk apa yang mereka maksudkan ingin di tulis dalam sebuah sajak puisi, singkat dan penuh makna.

Saya tak harus menjadi siapapun, saya bahkan tak mampu menjadi siapapun yang saya inginkan. Saya hanya akan menjadi saya, dan saya selalu mengumpulkan serpihan atas hilangnya kepercayaan diri yang saya punya. Huh.. sangat menyebalkan ketika perasaan ini tak bisa di ungkapkan dan hanya menjadi perasaan sampah yang menggunung dalam hati, menyakitkan.

@Wonosalam, Jombang April, 14 2012 2.38AM
Keretaminiku.Com Produsen Kereta Mini Mainan di Indonesia
Husnul Khotimah
Seorang ibu yang senang menulis tentang motivasi diri, parenting dan juga tentang kehidupan sehari-hari di Jombloku. Semoga blog ini bisa membawa manfaat buat kita semua.

Related Posts

17 komentar

  1. *spicles* ga ngerti mau komen apa ngehehehehee :DD

    BalasHapus
  2. puisinya baguss lhooo.. :D
    saya aja gak bisa bikin puisi yang menyentuh gituu..

    BalasHapus
  3. puisinya bagus bngt sistah...
    Ane malah kalau bikin puisi sering ga nyambung dengan bait satu dengan bait yang lain hehehehe...

    http://piisces.mywapblog.com

    Arti kata menunggu

    BalasHapus
  4. mantap menyentuh bgt puisix ^^
    salam kenal ^^

    BalasHapus
  5. puisinya kreeen.. :-D
    hidup jd terasa menyentuh.....

    BalasHapus
  6. menjadi diri sendiri terkadang sangat susah.... terlalu banyak kepaentingan

    BalasHapus
  7. I am fond of good articles and blogs over net as I love to read good topics and collect good information over net.

    BalasHapus
  8. sangat indah ... bermakna sangat mendalam sekali dan terurai dengan kata2 yang bening.... sebening blognya

    BalasHapus
  9. Bagus banget...
    Ajari cara buat puisi kaya gitu donk...

    BalasHapus
  10. seseorang tak akan pernah bangkit, sebelum dia menyadari apa yang menyebabkan dia terpuruk.
    karena hidup dengan memikirkan sebab akibat, pasti kita akan bisa untuk terus bangkit.
    keep spirit :)
    salam.

    BalasHapus
  11. puisi atau pengalaman pribadi ya..he

    BalasHapus
  12. tulisannya bagus, btw belajar di mana sih....????

    BalasHapus
  13. jadi sedih mambacanya....
    sepertinya hatinya sedang gundah gulana...

    BalasHapus
  14. jujur, bagus banget ini, sangat menyentuh..

    BalasHapus

Posting Komentar