Buaji Oh Buaji, Sungguh Terlalu!

8 komentar
image from  forumnova.tabloidnova.com 
Buaji.. Oh.. Buaji..
Engkau nampak berwibawa.
Dengan nama agung tanpa cacat tertera..


Buaji.. Oh.. Buaji..
Jilbabmu berkibar lebar..
Menebar hormat tanpa pudar..

Bagitu mungkin ketika seseorang mendapat gelar kehajian, ketika ia telah menginjakkan kakinya ketanah suci dan mendapat gelar agung yang memang terkesan 'harus dihormati' atau memang sekitarlah yang memaksanya begitu. Sudah barang menjadi sebuah tradisi, kebiasaan, dan wes kadung dadi kulinane. 

Bukan, bukan seperti itu, saya tidak iri dengan keberadaan mereka yang di anggap mempunyai kelebihan dengan title tersebut, namun yang membuat banyak orang salah mengerti adalah, tidak sedikit hamba Allah yang mengaku seperti itu hanya memanfaatkan title itu untuk hanya sebagai embel-embel dan agar bisa lebih di kenali, tentu saja tanpa ia sadari.

Saya hanya ingin beropini, Apakah pantas gelar yang seharusnya mempunyai makna khusus, kehormatan tersendiri itu rusak dan jatuh bersama lisan yang tak terjaga. Lisan-lisan biadab yang seenaknya sendiri nyerocos tanpa mau berhenti. Mulut-mulut biadab yang menyentuh bibir yang seharusnya berdzikir berbuah nyinyir yang justru merusak dan merontokkan aspek kewibaan seorang Haji yang seharusnya bisa di contoh, seorang Haji yang seharusnya mampu memberikan kesan yang arif dan bijaksana.

Buaji.. Oh.. Buaji..
Sungguh Miris sekali..

***
Catatan di sadur dari lingkungan sekitar tempat kost saya. Yang membuat saya begitu tergelitik adalah, setiap orang memang punya sikap dan perilaku yang kadang-kadang akan menjatuhkan diri sendiri yang awalnya terlihat sangat bijaksana. Sesungguhnya, disanalah tugas kita sebagai manusia, bagaimana kita mampu menyeimbangkan segala sesuatu yang akan kita ucapkan, kita lakukan dengan keadaan kita sekarang.

Meskipun bukan Bu Haji, dan hanya manusia tanpa title, sesungguhnya Allah menilai makhluknya dari keimanan dan ketaqwaannya, bukan dari gelar dan title apa yang mereka bawa. Sekali lagi, Mulutmu adalah Harimaumu, Berkatalah baik atau Diam :).

Adakah atau mungkin masih banyakkah orang-orang seperti ini di lingkungan kita? Apa yang biasanya kamu lakuin? Kalau saya sih diem aja, Ah Buaji.. Buaji.. Sungguh Terlalu!

Note : Buaji = Bu Haji, Orang-orang menyebut dengan kata-kata yang cepat, jadinya kayak istri Pak Aji D.
Husnul Khotimah
Seorang ibu yang senang menulis tentang motivasi diri, parenting dan juga tentang kehidupan sehari-hari di Jombloku. Semoga blog ini bisa membawa manfaat buat kita semua.

Related Posts

8 komentar

  1. heheheeheheh artikel nya bikin ketawa..^_^
    wkwkwkw yg gk nahan Banga OMA sama Bu haji OH bu haji....^_^
    bikin sakit perut di buat nya...........^_^

    BalasHapus
  2. semoga orang-orang yg mampu dan sudah melakukan ibadah haji memang menjadi pribadi yg lebih baik lagi.. :D bukan sekedar titel..
    eh, ngomong2 mbak ninda juga pernah loh bahas ginian.. :D

    BalasHapus
  3. Tentu sekarang banyak orang keblinger dengan status "haji", yang ditakutkan adalah ketika pergi ke Tanah Suci hanya untuk mendapatkan "gelalr" itu. terbukti dalam beberapa kasus, ketika di masyarakat mereka tidak dipaggil dengan embel2 haji (pak haji/bu haji) ada beberapa yang tersinggung, bahkan marah, dengan alasan tidak menghormati. lantas seperti arti kehormatan bagi mereka, bukankah semakin tidak terhormat orang yang pergi haji hanya untuk mendapat panggilan haji.
    *miriss.....

    BalasHapus
  4. Jadi ingat sinetron Tukang Bubur Naik Aji

    BalasHapus
  5. huehehhehe, koruptor kita juga banyak yang udah ber titel haji, udah tau klo pengadaan Al-Quran aja di korupsi :P

    BalasHapus

Posting Komentar