Dihormati atau Ditakuti?

20 komentar

Masa-masa sekolah besok telah datang kembali, setelah liburan panjang dan sekelumit masalahnya, kini masuk sekolahpun akan jadi satu masalah baru yang emang harus siap dihadapi oleh para orang tua. Masalahnya hanya satu, membentengi kesabaran biar enggak kebobolan.

Sekarang, kesabaran menjadi orang tua itu benar-benar di uji. Ketika seseorang memutuskan menikah lalu punya anak, saat itulah seseorang itu juga memiliki sikap sabar yang sungguh luar biasa. Banyak sekali orang tua yang tidak menyadari, ketika anak-anak tumbuh dewasa, anak terkesan 'nurut' sama orang tua. Tapi apakah orang tua tau, si anak menghormatinya atau hanya takut kepadanya?


Hasil akhir seperti itu adalah hasil dari bagaimana kita mendidik dan memberi teladan kepada anak. Jujur, saya itu heran dengan tetangga sebelah kost rumah, dari anak yang enggak mau nurut sampai sampai orang tua yang enggak pernah berkata halus kepada anaknya. Tentu suatu alasan tidak akan terjadi tanpa sebab.

'Sebab anak suka mbantah karena orang tua yang selalu mengomel dan berbicara keras kepada mereka'

Hey.. Anda mau di hormati apa di takuti oleh anak anda?

Dengan perlakuan yang seperti itu, berbicara keras, selalu membentak anak akan menurut kepada orang tua karena 'takut'. Coba saja jika cara kita memperlakukan si anak dengan lemah lembut, memberi pengertian dan di beri bumbu sabar yang memang harus ada dalam setiap diri orang tua, akan beda rasanya. Anak akan menurut karena Hormat, bukan takut.

Di tempat kerja saya juga begitu, Orang tua yang menurut saya ceroboh dengan mengatakan 'hal buruk' tentang anaknya di depan si anak. Ya.. menurut saya orang tua itu sangat ceroboh. Jika anak itu nakal, setidaknya orang tua tidak mengatakan hal itu didepannya, dengan melakukan hal seperti itu, orang tua telah menanam di alam bawah sadar si anak kalau dia memang bener-bener nakal. Lah wong orang tuanya sendiri, yang paling dekat dengannya aja bilang dia nakal, bagaimana dengan orang lain.

Ya.. Setidaknya, setiap kejadian dari orang-orang disekitar saya adalah bentuk pelajaran untuk diri saya sendiri. Bagaimana saya harus menggembleng mental dan kesabaran sebelum saya dihadapakan pada kenyataan seperti itu suatu saat nanti. Bagaimana saya harus menggembleng kesiapan saya untuk berusaha selalu lebih baik dalam menghadapai persoalan tersebut secara nyata. Ini adalah kesempatan emas, kesempatan yang enggak di pungut biaya sepeserpun untuk bisa maju. kesempatan belajar dari kehidupan lingkungan sekitar.

Menjadi orang tua yang di hormati harus mempunyai ilmu lebih, pengalaman lebih banyak, pemikiran yang luas, kelapangan dada yang sungguh haruslah  luar biasa,  juga tentang belajar bagaimana kesabaran itu akan terus di uji. Lingkungan adalah sumber ilmu, dan dalam kehidupan ilmu, tak ada kata malu, begitulah kata-kata Pramoedya Ananta Toer.

Anak bermasalah, bukan karena anak itu nakal, anak itu enggak beres, tapi orangtuanyalah yang enggak beres. Orang tua selalu menyalahkan anak tanpa mengoreksi diri sendiri, Ah.. Egois sekali...

Masalah datang itu, dari diri sendiri, bukan dari orang lain. Begitulah kira-kira yang saya tangkap dari lingkungan saya. Intinya.. Sabar itu enggak pernah berbatas, terlebih lagi untuk buah hati, untuk anak-anak kita. Anak-anak utusan Allah yang akan membawa kita, ke syurga atau.. Surga lagi hhe, jangan membuat opsi yang buruk, mana ada orang yang jadi ibuk bapak yang buruk, tak satupun.

Jadi pilihanmu, Menjadi Orang Tua yang Dihormati atau Di takuti? Jangan sampai kita membentuk dan menjadi orang tua yang di takuti tanpa sebuah kesadaran
Husnul Khotimah
Seorang ibu yang senang menulis tentang motivasi diri, parenting dan juga tentang kehidupan sehari-hari di Jombloku. Semoga blog ini bisa membawa manfaat buat kita semua.

Related Posts

20 komentar

  1. betul jadilah orangtua yang dihormati, oleh sebab itu setiap tindakandan perkataan orang tua itu harus hati-hati karena ini akan dicontoh oleh anak-anaknya

    BalasHapus
  2. terkadang karena sikap orang tua yang selalu merasa benar lah yg membuat kami membangkang, omongan kami selalu salah dan mereka benar. begitulah, tak memberi pengertian tapi langsung mengejudge. jadi ingat film singapore yg berjudul Im Not Stupid Too (rekomend banget nih pilem), disana digambarkan secara gamblang permasalahan2 seorang anak dan kenapa mereka bersalah. dan sebenarnya itu bukan hanya mutlak kesalahan mereka seorang

    BalasHapus
  3. sip ,, bnr bgt gan .. lebih baik dihormati daripada ditakuti ,,

    BalasHapus
  4. bagus, ada kemungkinan besar kebanyakan orang tua ditakuti daripada dihormati.. bisa jadi sebuah penyadaran

    BalasHapus
  5. Sebaiknya dihormati..... jauh lebih baik dari pada ditakuti....

    BalasHapus
  6. betul udah gak jamannya siti nurbaya sekarang....tapi saya belum jadi orang tua nihhh heee :D

    BalasHapus
  7. bagus nich artikelnya,,

    memang orang tua jaman sekarang dalam mendidik anak cendrung lebih memarahi anak daripada menasehatinya!

    akhirnya anak jadi patuh bukan karena hormat, tapi takut pada orang tuannya!

    BalasHapus
  8. bagus, ada kemungkinan besar kebanyakan orang tua ditakuti daripada dihormati.. bisa jadi sebuah penyadaran

    BalasHapus
  9. Memiliki anak adalah berkat luar biasa, tetapi...
    disertai tanggungjawab dari pihak orang tua
    Terimakasih artikelnya yang baik

    BalasHapus
  10. saya maunya disayangi aja deh :D

    BalasHapus
  11. Dicintai aja deh...hehehehe lebih enak..hahaha

    BalasHapus
  12. keren, sebuah sudut pandang yang mesti kita renungkan dalam hidup ini.

    kunjungi juga yah

    http://hyllal-netheroes.blogspot.com/

    BalasHapus
  13. dua pilihan yg hampir mirip tp beda..lebih baik dihormati...

    BalasHapus
  14. Jika harus memilih satu diantara 2 pilihan tersebut, memang lebih baik dihormati, tapi akan lebih baik lagi jika memiliki sifat keduanya, dihormati dan ditakuti,

    thks 4 share. sukses selalu

    BalasHapus
  15. ya lebih baik disegani.. kalo disegani dilihat dari wibawa nya.. makasih mbak

    BalasHapus
  16. Saya Setuju Sebenarnya bukan kekerasan yang membuat anak menjadi penurut

    BalasHapus
  17. sebaiknya dimulai dari perilaku orgtuanya terlebih dahulu yg mencontohkan apa2 yg positif, sembari mengajarkan kepada anak :)

    BalasHapus

Posting Komentar