Dampak Polusi Terhadap Perubahan Iklim dan Kesehatan

Posting Komentar

Beberapa waktu belakangan ini, saya semakin sering mengalami sesak nafas hingga kesulitan untuk beraktivitas dan beristirahat.

Sesak nafas yang alami lebih sering disebabkan karena debu, karena saya memang alergi terhadap debu.

Tapi tidak seperti beberapa tahun sebelumnya--sebelum kami pindah ke rumah yang sekarang kami tempati, sesak nafas yang saya alami semakin sering dan semakin berat.

Sebenarnya hal ini tidak begitu aneh buat saya. Karena memang, rumah yang kami tempati saat ini berjarak hanya sekitar 200 m dari pabrik plywood yang beroperasi 24 jam.

Sialnya, lokasi perumahan yang kami tempati berada di sebelah utara pabrik. Dan, angin seringkali berhembus dari arah selatan ke utara meskipun lebih banyak berhembus dari barat ke timur.

Akibatnya, polusi berupa asap maupun debu dari pabrik kayu tersebut pasti tertiup ke arah rumah yang kami tempati.

Karena itu, tidak mengherankan apabila hanya dalam waktu beberapa jam, debu akan menebal di mana-mana. Baik di daun-daun tanaman, kendaraan yang terparkir di garasi, halaman rumah, dan debu serta asap juga sering masuk ke dalam rumah apabila kami membuka pintu maupun jendela.

Kondisi ini membuat saya penasaran terhadap polusi dan mencoba mencari tahu apa saja dampaknya bagi lingkungan maupun manusia serta hewan-hewan dan apa saja yang bisa saya lakukan untuk mengatasinya.

Dampak Polusi pada Lingkungan dan Masyarakat

Saat mencari tahu berbagai info seputar dampak polusi terhadap lingkungan maupun manusia. Di situs WHO secara khusus saya mendapati kenyataan bahwa, polusi udara itu bisa menyebabkan gangguan kesehatan kardiovaskuler dan pernapasan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Dan, disebutkan juga bahwa, polusi tidak hanya berdampak negatif terhadap kesehatan masyarakat, tapi juga bisa mempengaruhi iklim dan ekosistem di bumi secara global. Karena, selimut polusi membuat bumi semakin panas dan menyebabkan perubahan iklim.

1. Berbagai Polusi yang menyebabkan perubahan iklim

Polusi udara berupa emisi CO2 (karbon) adalah salah satu penyebab perubahan iklim secara global di bumi.

Polusi udara seperti ini dapat disebabkan karena kebakaran hutan, pembakaran sampah, dan penggunaan bahan bakar fosil. Misalnya, untuk industri atau pabrik, pembangkit tenaga listrik, maupun moda transportasi.

Singkatnya, setiap mesin yang menggunakan bahan bakar fosil seperti BBM maupun batubara, semuanya dapat menyebabkan polusi udara.

Polutan CO2 bisa berada di atmosfer dalam jangka waktu yang relatif lama dan dianggap sebagai penyebab utama pemanasan global.

Selain polutan CO2, ada juga polutan metana dan karbon hitam (black carbon) yang dikenal sebagai short-lived climate pollutants (SLCPs). Polutan SLCP diketahui berkontribusi terhadap perubahan iklim serta mempengaruhi kesehatan.

Polutan ini disebut short-lived climate pollutants karena hanya bertahan dalam masa yang sangat singkat di atmosfer. Meski demikian, polutan ini tidak kalah berbahaya dibandingkan CO2. Sehingga disebut sebagai penyumbang pemanasan global terbesar kedua setelah CO2.

Baik polutan CO2 maupun SLCP, dapat menyerap sinar matahari dan menyebabkan kenaikan suhu atmosfer bumi. Suhu yang hangat ini pada akhirnya akan menyebabkan salju dan es lebih cepat mencair.

Selain dampak tersebut, metana dan berbagai SLCP dapat menimbulkan efek gas rumah kaca yang dampaknya 84 kali lebih kuat dibandingkan CO2 dalam mempengaruhi cuaca dan dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian.

2. Dampak Polusi Terhadap Manusia dan Lingkungan

Saya rangkum dari berbagai sumber, merkuri, timbal, benzena, dioksin, hingga hidrokarbon aromatik polisiklik adalah beberapa polusi udara yang dianggap berbahaya. Karena bisa menimbulkan resiko kesehatan yang parah, serta bisa berakibat fatal dan dapat mempengaruhi kondisi lingkungan.

a. Merkuri

Umumnya berasal dari berbagai kegiatan manusia dan industri manufaktur serta aktivitas gunung merapi disamping pelapukan kerak bumi dan bebatuan.

Beberapa efek kesehatan yang mungkin ditimbulkan oleh paparan merkuri meliputi:

  • Iritasi mata, kulit dan perut
  • Batuk
  • Nyeri pada dada
  • Dapat menyerang sistem saraf pusat
  • Kesulitan bernafas
  • Insomnia
  • Mudah emosi
  • Sakit kepala
  • Penurunan berat badan
  • Mudah lelah dan lemah

b. Timbal

Secara alami, timbal berasal dari penambangan maupun penguapan lava dan tanah serta tumbuhan.

Paparan timbal tingkat tinggi dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan otak, anemia, dan lemas, sehingga dapat juga menyebabkan kematian.

Timbal bisa melewati placenta. Karena itu, ibu hamil yang terpapar timbal beresiko melahirkan bayi yang mengalami kerusakan sistem saraf.

c. Benzena

Benzena banyak dijumpai pada bensin. Karena itulah, polusi hasil pembakaran bensin pada kendaraan bermotor sangat berbahaya sebab banyak mengandung benzena.

Orang yang terpapar benzena karena menghirup udara yang mengandung bahan kimia tersebut bisa mengalami kekurangan sel darah merah, mengidap anemia, kanker, tremor, detak jantung tidak teratur, sakit kepala, pusing, mengantuk, hingga tidak sadarkan diri, atau bahkan dapat menyebabkan kematian pada tingkat paparan yang sangat tinggi.

d. Dioksin

Dioksin disebut polutan organik persisten. Oleh EPA (United States Environmental Protection Agency) atau Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat, dioksin diklasifikasikan sebagai karsinogen.

Dioksin sangat beracun dan banyak ditemukan pada makanan dan sebagian kecil ada di udara.

Beberapa dampak yang bisa ditimbulkan oleh paparan dioksin diantaranya adalah, kanker, dapat menyebabkan gangguan reproduksi, dapat menyebabkan kerusakan sistem kekebalan tubuh, dan bisa mempengaruhi hormon.

e. Hidrokarbon aromatik polisiklik

Polycyclic aromatic hydrocarbons (PAH) atau hidrokarbon aromatik polisiklik, merupakan produk sampingan dari asap kebakaran ataupun kendaraan bermotor.

PAH dapat dijumpai di udara, tanah, maupun air. Di udara, PAH bahkan bisa bertahan selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Di kota-kota besar, jumlah PAH diperkirakan 10 kali lebih banyak dibandingkan dengan daerah pedesaan.

Penelitian epidemiologis menemukan bahwa paparan PAH bisa meningkatkan risiko kanker payudara, dan kanker paru-paru serta kanker pada anak-anak. Disamping itu, PAH juga ditengarai dapat menyebabkan penurunan fungsi paru-paru, memperparah penyakit kardiovaskular dan paru-paru, serta penyakit asma.

Bagaimana Cara Mengatasi Polusi?

Ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mengatasi polusi yang dapat menyebabkan perubahan iklim dan pengaruhi kesehatan masyarakat ini. Mulai dari, menggunakan energi yang terbarukan, mengadopsi langkah-langkah produksi yang lebih bersih dari polusi, beralih menggunakan kendaraan listrik, mencegah penggunaan pupuk berbasis nitrogen, serta penggunaan alat memasak yang bersih.

Di bidang industri, mengurangi penggunaan bahan bakar fosil bisa dilakukan dengan beralih ke penggunaan energi terbarukan yang ramah lingkungan. Misalnya, dengan menggunakan tenaga angin maupun matahari.

Di bidang transportasi, selain beralih ke kendaraan listrik, kita juga bisa mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dengan, jalan kaki, naik sepeda, atau lebih mengutamakan bepergian menggunakan kendaraan umum.

Sedangkan di bidang pertanian, polusi bisa diatasi dengan mencegah penggunaan pupuk berbasis nitrogen dan mengutamakan penggunaan pupuk kandang.

Hutan Bisa Mengatasi Polusi dan Perubahan Iklim

Pepohonan memainkan peran penting dalam menghilangkan polutan dari udara secara langsung. Pepohonan secara alami menyerap karbon dioksida serta mengeluarkan oksigen. Karena itu, hutan sering disebut sebagai "paru-paru dunia."

Pohon yang ada di hutan sangat efektif dalam membantu menghilangkan partikel-partikel kimia organik, asam, logam dan debu, yang berasal dari kendaraan maupun pabrik yang menggunakan bahan bakar fosil.

Pohon bisa membersihkan udara dari polusi dengan 2 cara. Cara pertama adalah dengan mengurai awan yang mengandung partikel-partikel polutan sehingga resiko polutan terhirup oleh manusia jadi berkurang. Cara yang kedua adalah dengan menangkap partikel polutan menggunakan daun dari pepohonan yang berbulu dan berlilin.

Dalam sebuah studi, Barbara Maher dan kawan-kawannya di University of Lancaster menguji kemampuan sembilan spesies pohon untuk menangkap partikel polutan.

Dari studi tersebut diketahui bahwa, pohon birch perak, yew, dan pohon elder adalah yang paling efektif dalam menangkap partikel polutan.

Efektivitas pohon-pohon tersebut dalam menangkap polutan tidak lepas dari keberadaan rambut-rambut halus pada daunnya. Disebutkan bahwa, rambut-rambut daun tersebut berkontribusi terhadap tingkat pengurangan partikel polutan masing-masing sebesar 79%, 71%, dan 70%.

Mengingat selimut polusi membuat bumi semakin panas dan menyebabkan perubahan iklim maka, sewajarnya apabila kita berharap akan semakin banyak pohon yang tumbuh di hutan untuk membuat bumi jadi lebih dingin.

Aksi Nyata #UntukmuBumiku Demi Mencegah Perubahan Iklim!

Perubahan iklim yang diakibatkan oleh polusi akan sulit diatasi jika kita tidak kompak dalam melakukan aksi nyata. Karena itu, sebagai #MudaMudiBumi kita nggak boleh ragu untuk membuat perubahan-perubahan kecil yang bisa berdampak positif mulai dari diri sendiri.

Misalnya dengan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, menanam pohon, melestarikan hutan, ataupun dengan ikut mengkampanyekan dampak polusi terhadap perubahan iklim seperti yang saya lakukan ini.

Kalau kamu tinggal di kota atau tidak punya akses ke hutan untuk menanam pohon. Kamu bisa bergabung dengan, #TeamUpForImpact yang akan membantumu menanam pohon di hutan.

Dengan mengikuti misi Team Up For Impact Everyday yang bisa dilakukan dari mana saja dan kapan saja, secara tidak langsung akan membuatmu berkontribusi dalam mengurangi #SelimutPolusi di bumi.

Seandainya Aku Menjadi…

Seandainya saya memiliki kesempatan membuat kebijakan untuk mengurangi polusi demi mengatasi perubahan iklim dan mencegah dampak negatifnya terhadap kesehatan masyarakat, saya ingin…

  • Menaikkan harga BBM agar semakin banyak masyarakat yang beralih menggunakan kendaraan listrik dan memanfaatkan transportasi umum
  • Mempromosikan energi terbarukan untuk menggantikan bahan bakar fosil seperti gas alam, minyak mentah, ataupun batubara
  • Saya juga ingin menggalakkan bangunan hijau untuk mengurangi polusi karbon dan mencegah polusi udara. Serta,
  • Saya ingin di setiap kota ada jalanan hijau bebas macet, dimana hanya mobil serta motor listrik saja yang diperbolehkan lewat
Bagaimana? Apakah kebijakan yang saya buat diatas cukup bisa membantu mengurangi polusi di bumi ini. Kalau kalian, apa yang akan kalian lakukan?
Husnul Khotimah
Seorang ibu yang senang menulis tentang motivasi diri, parenting dan juga tentang kehidupan sehari-hari di Jombloku. Semoga blog ini bisa membawa manfaat buat kita semua.

Related Posts

Posting Komentar