Jangan Merendahkan, Walau Hanya Di Dalam Hati

5 komentar

Semenjak suami menyarankan untuk mengikuti kajian yang disampaikan oleh Buya Yahya saat saya selalu menuntut beliau untuk membawa saya kepada sebuah pengajian, majelis ilmu atau semacamnya, saya menjadi orang yang berbeda. Memang, kebiasaan Liqo' di Bali, saya masih merindukan lingkaran-lingkaran ilmu seperti tarbiyah tersebut. Saya merasa terbimbing, merasa menjadi pribadi yang penuh semangat dalam ibadah. Dan ketika pernikahan terjadi tahun 2013 lalu, Liqo' sudah tidak lagi saya jalani, saya merasa sangat kudet soal ilmu agama. Meski kadang-kadang, suami masih memberikan  pelajaran tentang agama, baik fiqih maupun akhlak.

Dan ketika Ia memberikan kembali sarannya itu, saya serasa menemukan sebuah majlis ilmu baru, yang baik, menyenangkan dan tentunya direstuin suami ya :D. Banyak sekali yang masih harus diperbaiki dalam hati ini. Nampak-nampaknya, masih ada benih-benih merendahkan orang lain serta kesombongan yang tinggi dalam hati ini.

Kadang, saya ngerasa menjadi manusia yang lebih baik dari si A dan Si B, saya ngerasa lebih sholiha dari Si A dan Si B. Kadang, saya ngerasa cara berpakaian saya lebih baik dari si ini dan si itu. Ah.. ternyata semuanya hanyalah kesombongan. Bentuk kesombongan yang tidak saya sadari. Penyakit hati yang harus dihapuskan dari dalam diri.

Tidak sepantasnya kita merendahkan orang lain jika mereka misalnya belum mengenakan hijab, belum mengenakan kaos kaki atau belum menutup auratnya dengan benar.

Tidak sepantasnya kita merendahkan orang lain karena bacaan Al-Qur'annya masih terbata dan tajwid yang masih saja luput.

Tidak sepantasnyaa.. kita merendahkan orang lain karena tak pernah memberi kepada sesama, sedangkan kita merasa sudah sering bersedekah.

Dan masih banyak lagi hal-hal yang gak pantas sama sekali kita lakukan, meskipun hanya bergumam dalam hati. Kesombongan itu, itu kesombongan yang halus. Setidaknya, ibalah kepada mereka yang belum berhijab, doakan, bukan mencibir atau bahkan mengkritik.

Saya gak tau yang mereka pikirkan tentang kita yang berhijab, dianggap kuno, kampungan, norak Ah.. terserahlah. Yang paling parah adalah, tidak mentaati kewajiban secara lahir, batinnya masih saja mencaci. Naudzubillah ya.. Semoga kita dijaukan dari sifat-sifat sombong tersembunyi tersebut. Dan masih banyak lagi kesombongan-kesombongan yang lain. Jangan merendahkan, walau hanya di dalam hati, jangan pernah.

Catatan untuk diri sendiri, dan semoga ada manfaatnya untuk kita semua :).

Husnul Khotimah
Seorang ibu yang senang menulis tentang motivasi diri, parenting dan juga tentang kehidupan sehari-hari di Jombloku. Semoga blog ini bisa membawa manfaat buat kita semua.

Related Posts

5 komentar

  1. bu ya yahya, salah satu ulama favorit saya...lahul faatihah

    BalasHapus
  2. kadang aku yg dipandang sebelah mata gara2 ketutup semua, haha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itulah kita wkwkkwkwkw.. Gak pernah merendah, sombong :))

      Hapus
  3. merendahkan itu gaboleh
    tapi rendah diri juga jangan,
    apalagi begadang quote by pakdhe rhoma
    *dilempar donat sama inuel

    BalasHapus

Posting Komentar