Guru Kehidupan Itu Adalah Buku “Bahagia Bersama” karya Kang Maman & Mice

Posting Komentar

“Kapan terakhir kali kamu membeli buku?”

“Buku?”

“Ya… buku!”

Ah, jika pertanyaan di atas ditujukan buat saya, saya juga mungkin akan menjawabnya dengan sebuah pertanyaan. Saya sendiri sampai lupa kapan terakhir kali beli buku konvensional. Mungkin satu, eh dua tahun lalu...

Malas beli buku nggak melulu perkara tidak punya uang atau karena minat baca saya yang rendah. Tapi, karena sekarang info yang saya butuhkan makin bejubel di internet. Hehehe alasan aja ini mah...

Trus, belakangan, kami juga semakin sering membeli buku-buku digital atau yang lebih kita kenal dengan sebutan ebook.

Mengingat, ebook bisa “dikonsumsi” dari mana saja dan bisa langsung dihadirkan (di smartphone) begitu dibutuhkan.

Hingga beberapa waktu yang lalu…

Ada acara deklarasi hari bahagia bersama JNE (PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir), yang salah satu acaranya adalah, peluncuran buku berjudul “Bahagia Bersama” yang ditulis oleh Maman Suherman atau yang lebih akrab disapa “Kang Maman,” dan dihiasi karikatur menggelitik dan lucu ala Om Mice (Muhammad Misrad). Dan, diterbitkan oleh PT Gramedia Widiasarana Indonesia pada tahun 2021.

Setelah mengikuti acara ini, beberapa hari kemudian, saya mendapatkan kiriman buku Bahagia Bersama hasil kolaborasi  JNE dengan Kang Maman dan Mice.

Saat buku ini tiba di rumah... selain teriakan “Pakeeet!!” dari abang kurir yang bikin seisi rumah langsung happy. Isi paketnya sendiri nggak kalah ngehebohin…

Karena seperti yang saya bilang di atas. Sudah sejak lama sekali, sejak terakhir kali kami membeli buku. Sehingga anak-anak langsung sumringah ketika mengetahui isi paket tersebut adalah sebuah buku.

Apalagi, di bagian depan buku ini terpampang karikatur karya Om Mice yang unik dan menggelitik.

Anak pertama saya yang baru duduk di bangku MI dan sudah lancar membaca ini langsung excited.

Melihat si mas yang excited, si adik pun jadi ketularan. Bahkan, belakangan, adik lah yang justru lebih getol merengek-rengek dan ngedusel-dusel emak-bapaknya agar dibacakan buku “Pakeeet!!” ini.

Lucu ya…

Si adik justru mengenal buku ini dengan judul “Pakeeet!!” bukan “Bahagia Bersama.”

Tapi beda dengan si mas dan adik yang lebih tertarik dengan cerita-cerita dari karikatur Om Mice, saya dan suami (yang berprofesi sebagai bloger) tentu lebih tertarik membaca tulisan Kang Maman yang memang terkenal sebagai penulis kawakan.

Daya Tarik Buku “Bahagia Bersama” karya Kang Maman & Mice

Meskipun saya tahu Kang Maman adalah salah satu penulis terbaik di negeri ini. Tapi saya nggak pernah menyangka jika ia akan mengisi buku ini dengan tulisan-tulisan yang selain begitu ringan dan enak dibaca, juga sangat menyentuh serta mengandung kesan yang penuh makna.

Tak pelak, saya menilai buku ini layaknya sebuah “guru kehidupan,” yang menurut saya cocok banget dibaca oleh kaum milenial.

Saya sengaja menyebut kaum millenial, karena di era ini, makin marak pengaruh negatif yang bisa dengan bebas menjamah dan meracuni generasi muda melalui suguhan prank sampai bully--yang saban hari diakses millenial lewat gadget.

Saya melihat, (membaca) buku ini akan bisa menjadi filter bagi generasi muda supaya tidak mudah terpengaruh budaya-budaya negatif.

Karena itulah, saya tidak ragu merekomendasikan buku bahagia bersama karya Kang Maman dan Mice yang berkolaborasi dengan JNE ini untuk dimiliki oleh setiap keluarga.

Hubby dan Buku Bahagia Bersama

Suami saya adalah seorang penggemar cersil (cerita silat) dan juga komik. Jarang saya lihat ia membaca buku-buku yang berat.

Tapi herannya,

Buku “Bahagia Bersama” ini terselip diantara pakaian ganti di tas kami saat kami pergi ke Surabaya untuk mengunjungi adik ipar.

Dan, saat kami (saya dan anak-anak) mulai bersandar untuk mengaso di jok bus yang kami tumpangi, hubby justru sibuk merogoh tas dan mengeluarkan buku “Bahagia Bersama.”

Sebelumnya, tidak pernah saya melihat suami rela repot membawa buku bacaan. Bahkan, saat kami pergi menumpang kereta yang sudah pasti jauh lebih nyaman (buat baca) dibandingkan dengan bus, suami justru lebih memilih baca cersil di hp.

Dari gelagatnya, saya bisa menebak kalau abang ini pun pasti hanyut oleh isi buku yang dijamin tidak mengecewakan ini.

Bahkan, sampai bus yang kami tumpangi mulai keluar dari exit Tol Surabaya, saya lihat buku ini masih terus dibacanya. Jadi, bisa disimpulkan kalau, buku ini pasti menarik.

Review Bahagia Bersama

Bagaimana dengan saya? Baiklah.. sekarang giliran saya yang akan mereview buku Bahagia Bersama.

Di bagian cover-nya, buku ini menampilkan karikatur khas Om Mice yang menggambarkan seorang kurir paket JNE yang sedang meneriakkan kata “Pakeeet!!” kepada penghuni sebuah rumah susun.

Teriakan ini ternyata tidak hanya disambut gembira oleh si penerima paket, tapi juga oleh seluruh tetangganya.

Ah… betapa ampuhnya kata “Pakeeet!!” ini yang mampu membuat semua orang yang mendengarkannya merasa bahagia.

Dan, begitulah kenyataannya. Kami yang selama pandemi ini lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, juga selalu merasa excited setiap kali mendengar teriakan “pakeet!!” dari abang kurir.

Anak-anak bahkan seolah-olah tak pernah bosan berlari untuk berebut menerima paket dari abang kurir.

Kembali ke cerita buku Bahagia Bersama ini guys…

Saat membuka buku ini, saya mencoba mengintip Daftar Isi-nya. Tapi alangkah kagetnya saya. Karena tidak seperti buku-buku lainnya yang punya Daftar Isi lengkap, Daftar Isi di buku ini justru super irit. Saking iritnya, buku ini hanya menampilkan 4 Judul saja pada Daftar Isi-nya.

Dari membaca Daftar Isi tersebut, kita bisa melihat dan mengetahui bahwa buku ini dibagi menjadi 3 bagian.

1. Bagian pertama: Berbagi Tidak Mengurangi

Bagian pertama ini berisi berbagai cerita menarik seputar pengalaman Kang Maman maupun karyawan JNE.

Pada bab ini, kita akan disuguhkan kisah nyata yang menarik. Karena memang, buku ini ditulis berdasarkan kisah nyata yang inspiratif.

Seperti kisah “Dermawan Cilik, Si Penjual Gorengan” misalnya. Kisah yang sempat viral ini diceritakan kembali oleh Kang Maman dengan gaya bahasa yang menyentuh dan menggugah.

Saya merasa begitu terharu saat membaca cerita ini. Cerita yang mengetuk nurani dan mampu menyudutkan kita yang “suka” menunggu kaya sebelum mau berbagi.

"Berbagi tidak harus menunggu kaya" - Bahagia Bersama hal.11

Dikisah lain, saya juga menemukan kata mutiara yang juga begitu menyentuh, 

"Berpikir positif tentang orang lain adalah salah satu kunci bahagia" - Bahagia Bersama hal. 41 

2. Bagian Kedua: Tiga Serangkai

Jumlah halaman yang digunakan untuk menulis pada bagian kedua ini jauh lebih sedikit dibandingkan dengan dua bagian lainnya, yaitu bagian pertama dan bagian ketiga.

Meski jumlah halamannya tidak terlalu banyak, dan lebih berkonsentrasi menulis perjalanan JNE dan karyawannya hingga menjadi besar seperti saat ini. Namun, justru di sinilah kita bisa menemukan banyak pelajaran dari pengalaman orang-orang yang sukses meniti karir dari bawah hingga kini menduduki kursi kepemimpinan di JNE.

Seperti pengalaman Pak Chandra yang awalnya hanya seorang tukang ketik di JNE, kini menjadi direktur keuangan. Kemudian ada juga cerita Pak Edi yang dulunya bekerja sebagai kurir JNE, kini menduduki jabatan direktur. Lalu, ada juga kisah Pak Feri yang awalnya berprofesi sebagai kurir onboard kini menduduki kursi presiden direktur.

Tentu kisah-kisah 3 serangkai ini kiranya akan mengajak kita untuk gak mau berhenti saat membaca buku Bahagia Bersama.

3. Bagian Tiga: Cerita Juara

“Cerita Juara.” Apakah ada di antara kalian yang bisa menangkap maksudnya?

Saya yakin, pasti banyak diantara teman-teman pembaca yang menyangka bahwa, cerita juara ini berarti, cerita-cerita pilihan atau cerita-cerita terbaik.

Anggapan tersebut tidak sepenuhnya salah. Bahkan ada benarnya. Karena di bagian ketiga ini, ada banyak sekali cerita-cerita menarik yang ditulis oleh bloger maupun karyawan JNE itu sendiri.

Tulisan-tulisan tersebut adalah tulisan-tulisan para pemenang (juara) yang diikutkan ke dalam lomba “JNE Writing Competition 2020.” Karena itulah, bagian 3 ini diberi tajuk “Cerita Juara.”

Jika biasanya teman-teman bloger pernah diajak untuk menulis antologi. Nah, isi bagian ketiga ini kurang lebih seperti antologi tersebut.

Bedanya, cerita juara ini diambil dari cerita-cerita para pemenang lomba menulis “JNE Writing Competition 2020” kategori jurnalis, bloger, dan karyawan.

Karena itulah, cerita-cerita juara yang ada di sini dijamin penuh inspirasi karena ditulis dengan hati.

Nilai plus dari buku Bahagia Bersama ini juga ada pada gambar khas Mice yang MasyaAllah.. hanya melihat dan membaca sepenggal kata saja sudah paham maknanya, dalam.

HUT JNE 26 November

26 November adalah tanggal bersejarah bagi JNE. Karena tanggal ini merupakan tanggal lahir (HUT) JNE.

Di tanggal 26 November 2021 ini, JNE akan merayakan hari jadi mereka yang ke-31.

Saya yakin, di usianya yang tidak muda lagi, JNE pasti akan terus berusaha untuk “Berbagi, Memberi, Menyantuni.” Karena 3 kata ini adalah mantra JNE dalam membangun bisnis dan membesarkan namanya.

Buat teman-teman yang tertarik untuk memiliki buku ini, teman-teman bisa membelinya di Gramedia online atau offline, maupun di toko online seperti Bukalapak, Tokopedia, hingga Shopee.

Harga buku “Bahagia Bersama” kurang lebih Rp140.000 (untuk Pulau Jawa). Mungkin, buku yang diperuntukkan untuk pembaca usia 15 tahun ke atas ini terdengar sedikit mahal. Tapi, jika menyimak isi di dalamnya dan banyaknya pengalaman serta inspirasi yang bisa kita petik, harga tersebut tergolong murah.

Nah, tunggu apalagi! buat teman-teman yang tertarik, bisa langsung pesan sekarang juga agar ikut terinspirasi untuk mulai “Berbagi, Memberi, Menyantuni” tanpa harus menunggu kaya dulu, tanpa harus menunggu mapan dulu, dan tanpa harus menunggu punya jabatan. Karena semuanya bisa dimulai dari sekarang!

Husnul Khotimah
Seorang ibu yang senang menulis tentang motivasi diri, parenting dan juga tentang kehidupan sehari-hari di Jombloku. Semoga blog ini bisa membawa manfaat buat kita semua.

Related Posts

Posting Komentar