Kenapa Tidak belajar Peka ?

9 komentar
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

Berantem sama temen, banned GA, Tiba-tiba ngambek gak jelas ? itulah sedikit dari hidup saya yang saya katakan sebagai sebuah kejadian. Bukan Berarti setiap kejadian yang dialami itu tidak ada hikmah, tentu saja hanya manusia yang memikirkan keberadaan Allah SWT  yang menyadari hal-hal kecil tersebut. ini bukan pemojokan diri atau sebagianya, tapi saya mencoba mengulik kembali kejadian-kejadian yang seyogyanya saya sadari itu adalah sebuah jalan, yang jelas bukan jalan menuju hal yang buruk ketika Allah lah yang memilihkan buat kita.

apa hubungannya dengan aku, kisaku, kehidupanku, duniaku, dan keberadaanku di dunia ini sekarang ?

ada banyak sekali, entah ini di sengaja atau memang ini adalah sebuah kesengajaan #sama aja ya :D# saya yang begitu masih mencintai dunia sering di butakan oleh hal-hal yang silau, dunia, keindahan, di kuasai iri, di selimuti benci, memenangkan amarah, merendahkan sikap yang hanya secuil ingat sama pemilik segala-galanya.

  Saya.. saya sangat mencintai dunia saya, saya begitu sering terhanyut oleh keindahan-keindahan yang selalu menyilaukan, disinilah letak kesalahan saya. kesalahan terbesar! saya bukan orang yang pandai agama, berceloteh tentang agama, menguasai segala ilmu-ilmu, hadist-hadist. mengajipun saya harus banyak belajar, bagaimana tajwid, bagaimana harus di baca panjang, bagaimana harus di baca berdengung dan bagaimana harus berhenti dengan tanda-tanda yang harus saya ketahui, saya masih harus banyak belajar.

saya juga bukan orang yang punya pendidikan yang tinggi, lulusan MTsN/SMP di dunia ini udah bukan jadi orang yang berguna, udah disampahin sama negara. Cleaning service aja harus lulusan SMA minimal, orang yang kerja lap-lap sabun di toko-toko swalayan juga haruslah orang yang lulusan SMA. seolah-olah Ijaza itu begitu penting untuk sebuah status, untuk sebuah tingkatan harus bekerja dimana.

gak sedikit  seorang wanita sarjana lulusan universitas terbaik di kota metropolis yang akhirnya hanya bekerja sebagai seorang Ibu, hanya sebagai pengurus rumah. saya sangat perhatian dengan ilmu, berada di kehidupan rumah tangga itu juga butuh ilmu, mengurus anak jauh lebih butuh ilmu. apakah saat mengurus anak-anak dan suami seorang ibu mengajarkan bagaimana cara membuat tabel-tabel periodik, menjawab sin cos tan, atau harus menjelaskan panjang lebar tentang bagiamana dari bunga menjadi buah secara biologi, rumus menghitung luas kubus atau harus menghitung x y z ah tau.. saya lupa itu pelajaran matematika, yang jelas saya selalu males kalo belajar menghitung mate-matika yang njlimet bikin mumet, kecuali ngitung duit :D. itu hanya contoh kecil saja.

beruntung sekali ibu saya memiliki anak pertama seorang wanita, dan itu hanya kejadian kecil secara kebetulan. tapi apakah ibu saya dan saya memiliki fikiran tentang bagaimana 20 tahun kedepan, 25 tahun kedepan bahkan 40 tahun kedepan dengan adanya saya yang terlahir sebagai anak perempuan ?. saya tak pernah memikirkan bagaimana saya harus berumur 40 tahun, umur saya yang sekarang 21 dan hampir 22 ini saja saya masih sering melupakan kejadian kecil itu, saya tak pernah kekurangan apapun soal kesehatan, tapi saya sering lupa.. ingetnya hanya saat saya melihat ada hamba-hamba Allah yang jauh lebih kurang beruntung lagi, kapan saya bersyukurnya ? saya masih sering mengingkari nikmat-nikmat itu.

dari saya berada di hutan sumatra, sekolah di tinggal Ortu, lulus SMP, kerja hingga saat ini saya duduk di kursi yang keramat ini, begitu banyak kejadian kecil. tahukah kejadian kecil itu.. di balik hal yang terkecil sekalipun, Allah telah mempersiapkan sesuatu yang besar, rencana yang besar, masa depan yang besar. kenapa begini karena akan jadi begini. saya tidak tahu dengan semuanya, saya tidak tahu bagaimana Allah itu mengatur hidup saya dengan begitu sangat baik.

tapi saya manusia, saya hanya mementingkan cinta saya tanpa melihat cinta Allah, dan selama ini saya lebih banyak mementingkan hidup saya dan mel,upakan tentang setiap kejadian-kejadian terkecil yang sebenarnya memberikan dampak yang begitu besar.

Semua yang sekarang besar adalah berasal dari kejadian-kejadian kecil. dengan kejadian itu kita menjadi sebuah kebiasaan, dengan mudah kita menjalankan sebuah kebiasaan.

Kenapa kita gak memulai kebiasaan kecil itu dengan hal-hal yang baik ? kita akan terbiasa dengan kebaikan,  kita akan dengan mudah melaksanakan kebaikan dan kita akan dengan gampang dan mungkin akan selalu dekat dengan orang-orang yang baik, bonusnya adalah.. Kita semakin dekat dengan Allah. dan saya.. sedang belajar tentang ini. hal apapun dan kejadian bagaimanapun, semuanya punya sisi baik yang mungkin saat ini begitu buruk di mata saya. Siapa saya berani memutuskan suatu masalah  ? siapa saya yang seenaknya memvonis ini adalah baik, Siapa saya ? saya bukan siapa-siapa, Allah yang maha tau segalanya.

ayuk.. belajar memulai hal kecil dengan yang baik, InsyaAllah kita akan dapat bonus Syurga, Amin.. Do'a ku ya Allah.. semoga Engkau mengabulkan, amin.. dan semoga saya juga akan menjadi lebih peka dengan kejadian-kejadian kecil yang saya alami. #fyuh nuel.. males banget baca tulisanmu :D#

Husnul Khotimah
Seorang ibu yang senang menulis tentang motivasi diri, parenting dan juga tentang kehidupan sehari-hari di Jombloku. Semoga blog ini bisa membawa manfaat buat kita semua.

Related Posts

9 komentar

  1. kepekaan itu memang salah satu faktor dari awetny persahabatan.. :)

    BalasHapus
  2. ia, kita tidak pernah tahu apa yang direncanakan oleh yang diatas. kita hanya berjalan mengikuti apa yang kita mau.
    terkadang menyalahkan, tapi sebenarnya itu lah yang lebih baik pada akhirnya.

    sukses untuk perjalanan hidupnya.
    salam

    BalasHapus
  3. Allah punya maksud atas semua yang tertera dalam tiap diri manusia dan sudah menjadi keharusan bagi kita untuk mau peka terhadap semua ketentuan NYA.

    Dengan demikian hikmah akan menjadi lebih mudah untuk kita ketahui bila hati manusia lebih banyak mau bersyukur akan tiap nikmat yang diberikan Nya.

    Salam

    BalasHapus
  4. Saya sudah berusaha untuk melangkahkan kaki kiri dulu saat masuk WC, kaki kanan saat keluar dari WC. masih susah, sudah kebiasaan nggak ngatur... T_____T

    BalasHapus
  5. amiin.. (untuk doanya)

    yach begitulah hal-hal kecil memang sering kita lupakan dan lupa kita syukuri,, padahal tidak ada hal besar yang tidak diawali dengan hal-hal yang kecil....

    BalasHapus
  6. @ Saidialhady : ini bukan tentang persahabatan Om hhe..
    @ Mas Arman : benul :D
    @ Om Satrio : dan kita emang harus lebih peka :)
    @ Mas Arrian : apalagi saya, hhihi
    @ Kang Harjo : iya, kebanyakan lupa :D

    BalasHapus
  7. iya ya, kenapa kebiasaan itu banyak yang buruk daripada yang baik ?

    BalasHapus
  8. kepekaan itu emang sesuatu yang sangat sulit untuk dibiasakan :(
    salam
    www.hajarabis.com

    BalasHapus

Posting Komentar