Sudah Bebaskah Cara Berpikir Kita?

7 komentar
Sempitnya cara berpikir adalah salah satu alasan orang yang tak ingin menjadikan dirinya sendiri maju. Pengalaman hidup dan cara pandang seseorang tentang kehidupan akan membawa kemana seharusnya seseorang itu berada. Dimana ada sebuah kesempatan, disana seharusnya potensi-potensi di gali, Hidup!

Contoh kasus,
Suatu hari, Hasna keluar dari rumah, setelah dia tahu semua isi dalam rumahnya, kini dia tau apa yang ada di luar rumah. Jika didalam rumah Hasna hanya mendapatkan benda-benda yang lazim dan seharusnya berada dalam rumah seperti Tivi, Lemari, kursi, meja, tempat tidur, salon, juga lukisan-lukisan yang mungkin tertempel pada dinding hampa yang mulai meramaikan kehidupan rumahnya. Rumahnya Hidup karena 'isi' yang lazim disana.

Sedangkan ketika Hasna berada diluar rumah, ia bahkan tak mendapati ada kursi dihalaman, meja di halaman rumah,  lukisan di taman-taman yang terbuka, tempat tidur atau televisi yang ada di luar ruangan. Hasna sama sekali tidak mendapatkan itu semua ketika ada di dalam ruangan.

Cara berpikir seseorang berpengaruh kepada dimana kita berada. Jika hanya berada dalam rumah, kita akan tahu 'hanya' yang ada di dalam rumah. Namun jika kita berada di luar ruangan, kita bahkan bisa melihat bertapa... luasnya dunia tanpa batasan sebuah 'tembok' yang sering membutakan. Begitu bebasnya alam dalam sebuah kehidupan jika kita mau mencari dan mempelajarinya.

Kita bahkan tidak menyadari, begitu banyak 'tembok-tembok' itu telah membelenggu pikiran kita dengan baik, apakah kita menyadarinya? Tidak! Kita hanya tau apa yang di depan kita, kita bahkan tidak bisa melihat betapa luasnya kehidupan di luar. Kita hanya tau meja kursi, kita tidak tahu camar yang terbang begitu leluasanya. Kita hanya tahu televisi yang menampilkan satu hingga 10 warna daun saja, namun kita tidak pernah tahu berapa banyak jutaan bahkan ribuan juta warna daun hijau yang ada di luar. Apakah kita menyadarinya ?

Begitu banyak masalah-masalah dalam kehidupan akan timbul, Jika bukan hanya keberadaan 'meja-kursi' perumpamaan itu berlaku dalam sebua aspek kehidupan kita. Karir, Pekerjaan, Cinta, Jodoh semuanya berlaku dalam hukum ini.

Sungguh 2 tempat yang berbeda bukan, dari sisi manapun tempat ini benar-benar berbeda. Ketika kita berada dalam ruangan, entah itu rumah dan sebagainya. Kita umpamakan itu hidup kita berada dalam sebuah perlindungan ( rumah ). Keadaan yang membuat kita merasa sangat baik dan aman-aman saja akan membuat kita merasa baik dan nyaman, jauh dari bahaya. Tanpa kita sadari, kita hanya tahu bentuk satu kursi itu saja, kursi yang ada didalam rumah. Ya.. hanya itu. Dan jika saja kita tidak hanya berada dalam rumah yang di batasi tembok, kita akan menemukan sebuah kursi dan jenis kursi-kursi yang lain. Kursi yang lebih baik. kursi yang buruk.. semuanya akan kita tahu.

Kesimpulan
- Apapun masalah yang saat ini kita miliki, seharusnya kita mampu bertahan dan sedikit-demi sedikit untuk keluar dan mengatasinya. Jika kita hanya tau satu orang saja yang kita kenal baik, masih banyak orang-orang yang lain yang mungkin jauh lebih baik. Itulah kita.. Dia hanya akan menjadi sebuah benda yang berada dalam kepungan tembok-tembok yang akan melumpuhkan pemikiran kita tentang dunia yang luas. Untuk apapun.. Berusaha membuat diri merasa baik, kita mampu dan kita bisa untuk tau lebih banyak dari dunia ini.

Sebuah perenungan diri yang butuh waktu tidak sedikit untuk berani mengungkapnya. Setiap apapun yang saya pikir baik, ternyata itu hanyalah sebuah tembok yang segera harus saya hancurkan, Demi kehidupan yang lebih baik. Mempelajari bagaimana diri sendiri jauh lebih sulit dari memahami orang lain. Jujur kepada diri sendiri jauh lebih sulit dari jujur kepada orang lain. Dan sekarang bertanyalah pada diri kita sendiri, Sudah bebaskah cara berpikir kita ?
  Keretaminiku.Com Produsen Kereta Mini Mainan di Indonesia
Husnul Khotimah
Seorang ibu yang senang menulis tentang motivasi diri, parenting dan juga tentang kehidupan sehari-hari di Jombloku. Semoga blog ini bisa membawa manfaat buat kita semua.

Related Posts

7 komentar

  1. Benar sekali.. Semua Permasalahan akan bisa diatasi dengan dan oleh dirinya sendiri dan seberapa kuat untuk bertahan melawan badai itu.. sangat terkesan dan menginspirasi sekali untuk motivasi diri kedepannya.. :)

    BalasHapus
  2. Kasihan mereka yang nggak punya rumah ya???
    berarti apa yang selama ini dilihat seseorang, itulah yang dia pikirkan ya mbak???

    demend ama templatenya, tulisanya, orangnya juga... he heh ehe
    kaifa haaluki mbak???
    lama nggak bersua, aku semakin tahu betapa kemampuan menulis mbak Inul sangat meningkat pesat... suksespul ya mbak.....

    BalasHapus
  3. Nice shared sobat, salam kenal dari saya. nice blog..

    BalasHapus
  4. nice post mba khusnul khotimah..

    BalasHapus
  5. betul banget.. sama dengan pikiran qu :D

    BalasHapus
  6. Nice information ,thanks salam kenal gan :)

    BalasHapus
  7. ini tentang persepsi, persepsi itu berbanding lurus dengan intelektual, dan intelektual itu berbanding lurus dengan banyaknya objek yang pernah kita lihat.... so kalau tembok tembok itu membatasi pandangan kita, persepsi kita pun akan sempit. nice tought!

    BalasHapus

Posting Komentar