Karakteristik Manusia

1 komentar
Siapa sih yang enggak punya temen, siapa yang enggak punya sahabat, dan siapa sih yang enggak punya pergaulan. Mau alim, tukang berontak, tukang kacau, tukang gombal, tukang kayu, tukang becak atau tukang ngerampok semuanya punya pergaulan yang konsekuensinya mereka secara individu sudah berani mempertanggungjawabkannya entah disadari atau tidak.

Secara tidak langsung pula.. Seseorang yang memang sudah membentuk sebuah karakter dari kebiasaannya sendiri, kebiasan kecil yang mungkin ia lupakan, kebiasaan yang ia remehkan dan penolakan-penolakan tertentu yang ia maksud untuk di jadikan 'cangkang' untuk melindungi diri, dan membela dirinya agar di terima oleh teman di sekitarnya. Percayalah.. Orang lain lebih mengerti ketika kamu berbohong atau bermaksud lain yang sebenarnya kamu sendiri enggak nyaman, right ?

Satu hal dalam masalah ini, sekian banyak orang yang ada dalam kelompokmu, rekanmu, dan apapun lah itu sebuatannya. Setiap individu gak mungkin donk punya satu sikap yang sama, kebiasaan yang sama, kelakuan yang sama. Wahhh... kalau istilah dalam ilmu SEO yang dulu pernah saya pelajari adalah double content yang akan berakibat mengamuknya google dah, mau di banned? mau ? mau? mau?

 Dari sinilah kawan, kita di ajak untuk belajar menghargai seseorang, menghargi kebiasan-kebiasaanya, menghargai cara pandangnya, menghargainya tentang bagaimana dia  memperlakukan orang lain dan menghargai bagaimana sikap-sipaknya, kata-katanya. Disisi lain yang tak kalah penting dari menghargai adalah, memahami, menerima dan menyaring apa sih yang harus kita ambil dan harus kita buang dari teman kita ini. Dan bagaimana sih seharusnya kita harus bersikap? cuek, perhatian, lembut, atau sikap layaknya bodyguard? Itulah gunanya pemikiran kita, untuk membedakan perbedaan yang harus kita hargai.

Ok.. baiklah.. itu hanya sebuah prolog dan sekarang izinkanlah saya memulai cerita yang saya ingin sekali tulis, tentang perbedaan, kebiasaan dan bagaimana kita bisa menghadapi serta menghargainya tanpa merusak tali persahabatan, meskipun ia berjarak, tak sama, tak sepaham, dan berbeda pandangan. Meskipun ia memiliki batas ketentuan yang seharusnya memang butuh orang lain untuk menghargai.

Pertama, syukur kepada Allah yang telah menciptakan semua hamba-hambanya dengan sangat sempurna dengan perbedaan yang begitu unik dan sangat berbeda. Didalam perbedaan ada ukhuwah yang harus selalu dijaga. Karakteristik itu benar-benar mampu menonjolkan seseorang dari apa yang mereka lakukan, kebiasaan yang sudah menjadi ciri dari dirinya.

Dalam beberapa kesempatan, saya memiliki banyak waktu luang, saya memiliki banyak object dan saya memiliki ide-ide yang sudah menumpuk dalam fikiran saya, dan jujur.. saya sudah muak dengan semua tumpukan ini, saya ingin menulis dan saya ingin membuang semuanya.

Saya menemukan sosok yang begitu agresif disisi lain saya juga menemukan sosok yang cool,  calm down dan melindungi, namun disi lain saya juga menemukan orang yang selalu menuntut. Inginkan kebaikan menurutnya, namun belumlah tentu itu menjadi baik untuk orang lain bukan?. Yah.. setidaknya kita menghargai dan mau mengerti bagaimana orang lain berfikir tentang hidupnya. Semua punya pandangan dan karakteristik sendiri.

Pun dengan orang yang paling dekat, Ayah, Ibu, Adik, kakak, Suami. Dunia ini tak akan pernah berwarna kawan, tanpa orang lain, tanpa karakter, tanpa individu-individu yang unik dan tanpa sebuah perbedaan.
Husnul Khotimah
Seorang ibu yang senang menulis tentang motivasi diri, parenting dan juga tentang kehidupan sehari-hari di Jombloku. Semoga blog ini bisa membawa manfaat buat kita semua.

Related Posts

1 komentar

  1. Memang manusia itu tipenya beda-beda, jadi yang baik buat kita, belum tentu baik juga buat orang lain

    BalasHapus

Posting Komentar