Menghargai Tanpa Meyakini

3 komentar
Rumah itu.. banyak sekali barang-barang antik yang ada disana. Sekeranjang bahan-bahan yang mungkin orang modern tidak mengenalnya, pisang, bunga-bunga, minyak wangi, kaca, sisir, bumbu-bumbu dapur yang lengkap sudah padahal yang orang lain tahu, pemilik rumah mengerti aturan dan hukum islam yang sama sekali tidak ada dalam tuntunan syariat.

Yah.. Rumah itu adalah sosok rumah pengantin seorang anak manusia yang lahir di keluarga yang masih menjunjung tinggi adat jawa. Rumah seorang cucu dari kakek yang jiwa jawanya  masih begitu melekat, sebut saja kejawen. Ibu dan ayahnya adalah orang yang tau bahwa tidak ada ajaran islam yang mengajarkan begini dan begitu.

Si anak terus saja merengek ini dan itu, agar jangan di beri ini dan itu, dan banyak lagi permintaan-permintaan yang menurutnya sangat enggak masuk akal dan ribet, bahkan amat sangat ribet! Hingga sang cucu mendengar ibunya bicara,

 " Nduk.. Ibu bapakmu ini bisa karena mereka, Ibu Bapakmu hidup selama ini di bawah asuhan kakek nenek, makan dan segala macam kebutuhan kakek nenekmu yang dulu mencukupi semuanya. Apakah pantas jika hal seperti ini kita lari dari adat. Apakah pantas Ibu dan Bapakmu ini tidak meminta pendapat dan nasehat kakek nenekmu untuk hal yang sangat penting ini. Ibu bapakmu tahu, ini bukan bagian dari syariat Islam seperti yang kamu bilang. Meminta pendapat mereka adalah bagian dari menghargai keberadaan mereka, kita hidup tidak sendiri, kita hidup sebagai keluarga. Apa jadinya jika sesama anggota keluarga tidak menghargai dan tidak didengarkan.

Kamu boleh saja marah dan memprotes dengan aturan-aturan yang tidak masuk dalam pengertianmu sendiri. Tapi tidak bisakah kamu menghargai mereka sebagai kakek nenekmu. Ibu cuma minta kamu menghargainya, tapi tidak untuk meyakininya."

Seketika gadis itu terdiam, dan berfikir ulang apa yang ia ucapkan. Dia telah memberikan banyak penentangan dan secara terbuka bicara dengan Ibunya, Ibu yang selama ini menjadi teman curhat dalam hal apapun, bukan orang lain. Gadis ini hanya masih belajar membaca, meraba dan mengecap dunia, ia hanyalah seorang gadis kemaren sore yang tak tau bagaimana hidup dalam keluarga besar yang harus saling mendengarkan dan menghargai, tentu saja menghargai tanpa meyakini.

Lalu bagaimana dengan saran teman-teman yang jauh lebih tau tentang ini. Soal tak boleh begini dan begitu, jangan ini dan jangan itu. Ah.. Andai saja dibumi ini diciptakan manusia yang memiliki pemikiran yang sama, tentulah akan sangat membosankannya hidup dalam situasi yang itu-itu melulu. Setiap manusia itu berbeda, dia memiliki satuan, puluhan, ratusan bahkan ribuan masalah yang berbeda. Penilaian orang lain atas diri seseorang hanya terlihat di depannya saja, tetapi penilaian diri sendiri atas dirinya sendiri, jauh akan memikirkan bagaimana kronologi terjadinya suatu hal hingga menjadi seperti itu dengan yang sebenarnya.

Mengertilah jika ingin mengerti, dan lupakanlah jika memang tidak ingin mengerti. Bahwasanya.. menurut saya menghargai/menghormati suatu hal itu berbeda dengan meyakini. Segala kebenaran datangnya dari Allah dan setiap kesalahan itu datangnya dari penulis ^_^. Selamat berpuasa hari ke.. 8, apa kabar tilawahnya, apa kabar tahajjudnya, apa kabar tarawehnya, dan apa kabar dengan imannya. Semoga selalu membaik dan terus bertambah, Amin.. InsyaAllah.



Husnul Khotimah
Seorang ibu yang senang menulis tentang motivasi diri, parenting dan juga tentang kehidupan sehari-hari di Jombloku. Semoga blog ini bisa membawa manfaat buat kita semua.

Related Posts

3 komentar

  1. Kejawen ...saya juga orang jawa mbk ...tp orng tua saya juga gak terlalu kejawen jd ny aman ,..he... emang kadang gak sinkron sama islam... kadang gak masuk akal dan gak penting kayak ny ...he .. ya kita berdoa saja semoga di jawa ini bisa menjadi islam yg murni, tanpa tercampur budaya setempat ,amien

    BalasHapus
  2. Resep masakan dan Kue22 Juli 2013 pukul 00.50

    idem ama comment diatas, dulu ortu gue juga kejawen akalau ada acara pasti lah pakai sesaji, tapi sekarang Alhamdulillah tradisinya sudah hilang sejak ke dua ortuku belajar sholat dan ngaji malah lebih rajin dari ane.

    BalasHapus
  3. seberapa besar kita menghargai ibu?? lagi galau ceritanya kalo inget ibu ane :(( kangen sam semua hal tentang ibu.. ibu yg selalu perhatian sama kita.. lagi inget ibu.. :(( Berbicara tentang ibu mengingatkan kita pada aneka Resep masakan yang pernah ibu sediakan untuk kita. ingatkah kita pada berbagai masakan ibu tercinta? ada masakan daging , Sayur mayur , Ikan , Telur , Seafood , atau aneka kue bikinan ibu yg selalu membuat kita kangen suasana masa kecil. baik itu kue kering ataupun kue basah berpadu dengan minuman dingin atau panas . saaat kecil ibu memang paling mengerti dengan menu anak yang sangat kita sukai. dengan harapan kita menjadi anak yang sehat dengan menu sehat yang selalu ibu berikan pada kita. i love you ibuuu....

    BalasHapus

Posting Komentar