Musim Hujan, Anak-Anak Berubah Jadi Kodok

3 komentar
Kinza di gendong sama Ibunya (saya, inuel, iya Inuel :p )
Tara... musim hujan tiba hore hore... 

Yah.. mungkin nada-nada kecil seperti itu yang akan terlihat di raut wajah para anak-anak. Pasalnya, aksi berhujan-hujan ria dan berenang di kubangan air yang meluap, adalah kesenangan tersendiri ketika bermain di bawah hujan dan air yang menggenang. Dan hari ini, di sekitar rumah sudah kena banjir yang ampun-ampunan. Seluruh dapur kerendem sama air yang sangat kotor. Lumpur-lumpur seenaknya nangkring di lantai dan tembok. Itulah sukarnya jadi dewasa, ketika banyak senyum terurai, tanpa beban karena hal yang tak begitu besar, seorang dewasa malah pusing mikirin banjir. Beruntunglah kalian yang masih anak-anak.

Sebenarnya, musim hujan adalah musim yang paling di tunggu oleh warga Kalimantan timur wabil khusus masyarakat Padang Pengrapat dan kawan-kawannya. Pasalnya, kalau musim kemarau tiba, didaerah tersebut air menjadi berkurang. Sumur-sumur menjadi kering, jadi air hujan adalah harapan satu-satunya. Jika di Jawa airnya mengalir dengan melimpah ruah, maka sangat berbeda dengan Kalimantan. Padahal namanya ada kata "kali" ya.. kan kali itu sungai :D.


Tapi di Tanah Grogot, Paser ( sekitar 10 km dari padang pengrapat ) air hujan adalah air yang kurang bersahabat. Pada saat musim hujan, sering terjadi banjir, jalan-jalan di tinggikan tapi gotnya tidak di keruk -_-". Kemudian lagi, sering mati lampu dan air PDAM jarang ngalir. Mungkin orang PDAM Paser punya inisiatif bahwa sudah banyak air hujan, makanya airnya di matikan. Iya pak.. air hujannya udah kecampur sama kotoran ribuan orang tu. Mati lampu juga jadi tradisi yang sunggung menyebalkan. Parahnya, gak ada warga yang melapor termasuk saya.

Percuma juga melapor, paling juga sama, gak nyala-nyala lagian juga sudah menjadi sebuah tradisi kalau mati lampu itu. Coba di Surabaya, bakal abis tu kantor PLN dilemparin batu warganya haha. Tapi ya sudahlah, mungkin itu sebuah kebetulan atau sebuah kebijakan, yang jelas.. gak ada air ya gak mandi, gak ada listrik ya gelap, gitu aja kok repot :P.

Dan menurut saya, musim hujan juga merubah anak-anak kecil jadi seekor kodok. Jadi bukan cuma kodok aja yang seneng pas ujan turun plus banjir, tapi anak-anak juga, sama kan haha. Untungnyaaa.. Kinza masih bayi, jadi yang dewasa ini juga santai dan cuek bebek :D.
Husnul Khotimah
Seorang ibu yang senang menulis tentang motivasi diri, parenting dan juga tentang kehidupan sehari-hari di Jombloku. Semoga blog ini bisa membawa manfaat buat kita semua.

Related Posts

3 komentar

  1. JIahhh kirain kodok beneran... kalo di tempatku di sekitar Waturenggong, kalo hujan kodok2 langsung bersahutan...

    BalasHapus
  2. Mungkin perlu memperbaiki drainasenya ya, mba. Biasanya ada yang kesumbat tapi dibiarin gitu aja. Jadi kalo hujan deras seharian aja bisa banjir.

    BalasHapus
  3. mbak km punya kolam renang toh, wah enakk yaa :)

    BalasHapus

Posting Komentar