Rumah Pribadi yang "Masih" Sebatas Mimpi

Posting Komentar

Sejak sebelum menikah, saya sudah memutuskan untuk hidup mandiri apapun kondisinya.

Bahkan, saya juga sepakat dengan suami agar kami tidak tinggal di rumah mertua maupun orang tua saya.

Alasan mengapa saya tidak ingin tinggal serumah dengan mertua atau orang tua, tidak lain dan tidak bukan, karena saya ingin memiliki keluarga yang mandiri.

Saya tidak ingin keluarga yang kami bangun terlalu bergantung pada mertua ataupun orang tua.

Dan, dengan memiliki keluarga yang mandiri, saya berharap akan lebih mudah untuk membuat peraturan di rumah sesuai dengan ide-ide kami, juga lebih mudah mendidik anak seperti cara-cara yang kami inginkan.

Walaupun setelah menikah saya dan suami sempat tinggal di rumah mertua selama kurang lebih 2 bulan, namun pada akhirnya kami hidup mandiri dengan menyewa sebuah rumah yang lokasinya berada kurang lebih 10 km dari rumah mertua.

Sejak saat itu, saya dan suami belajar mandiri dan mulai mengoreksi berbagai hal dalam kehidupan berkeluarga yang kami jalani.

Membenahi Sumber Rezeki

Hal pertama yang kami benahi adalah sumber penghasilan. Karena walau bagaimanapun, kami ingin rezeki yang kami dapatkan halal dan baik.

Tidak lama setelah menikah, suami memutuskan untuk keluar dari pekerjaanya sebagai karyawan salah di satu developer perumahan agar bisa fokus menjadi full time blogger sekaligus content writer.

Meskipun suami sebenarnya punya basic desain. Tapi pada akhirnya, keahlian ini terpaksa harus ditepikan. Mengingat, banyak software yang digunakannya adalah software-software bajakan. Mulai dari Windows, Adobe Photoshop, Adobe Illustrator, dan masih banyak yang lainnya.

Untungnya, suami yang pernah kuliah di jurusan IT bisa mencari alternatif sistem operasi dan software non-bajakan untuk bekerja.

Kami akhirnya fokus menggunakan Linux sebagai sistem operasi utama dan menggunakan beberapa freeware untuk bekerja.

Untungnya, bekerja sebagai blogger tidak membutuhkan software yang aneh-aneh.

Praktis, kami hanya membutuhkan sistem operasi (Linux), LibreOffice atau WPS Office untuk word processor--menggantikan Microsoft Word, dan untuk membuat ilustrasi atau edit gambar, kami mengandalkan Inkscape dan GIMP yang sekarang kami replace dengan Photopea.

Pada awalnya, saya sendiri merasa sangat berat harus meninggalkan Windows karena selama ini sudah sangat terbiasa. Tapi untungnya, keinginan yang kuat untuk mendapatkan rezeki yang halal dan dengan cara-cara yang baik membuat saya tidak patah semangat.

Sekarang, saya justru terbiasa menggunakan Linux dan hampir lupa bagaimana rasanya pakai Windows.

Karena memulai dari nol, tentu keluarga kami pun sedikit tertatih-tatih. Tapi semuanya itu kami jalani dengan penuh syukur.

Dan, seperti keluarga baru pada umumnya, kami juga memimpikan hunian pribadi, meskipun hingga saat ini kami masih tinggal di kontrakan.

Pindah ke Jawa Timur

Biaya hidup yang tinggi di Kalimantan (dekat rumah mertua) membuat kami berpikir ulang dan mencoba mencari tempat tinggal di daerah-daerah yang biaya hidupnya lebih murah agar bisa menabung.

Setelah 2 tahun tinggal di dekat mertua, saya dan suami akhirnya memutuskan untuk pindah ke wilayah Jawa Timur--yang saya tahu biaya hidupnya jauh lebih murah dibandingkan daerah Kalimantan.

Dengan penghasilan yang kurang lebih sama, di Jawa Timur kami bisa sedikit bernafas lebih lega. Banyak kebutuhan rumah tangga yang sebelumnya tidak mampu kami beli, perlahan kami miliki satu per satu.

Hingga kami memiliki 2 orang anak, kami masih memimpikan sebuah hunian pribadi. Meski tidak terlalu sering, tapi kami selalu berusaha untuk mencari informasi mengenai perumahan murah.

Pengalaman Berharga di Balik Berkali-kali Pindah Kontrakan

Kami sudah beberapa kali pindah kontrakan. Akan tetapi, kami selalu berusaha untuk memilih kontrakan yang ada di perumahan.

Alasannya sederhana. Selain menyukai suasananya dan harganya yang rata-rata cukup terjangkau, rumah kontrakan memang paling mudah ditemukan di perumahan-perumahan.

Setelah sekian kali menempati rumah-rumah yang ada di sejumlah perumahan di Jawa Timur, saya secara tidak langsung menyadari satu hal.

Rata-rata rumah-rumah yang pernah kami sewa, dibangun alakadarnya. Alias, dengan kualitas yang akan bikin siapapun geleng-geleng kepala.

Mulai dari ubin lantainya yang mudah retak karena tidak didukung dengan semen yang memadai, dinding yang lembab dan bikin cat mudah terkelupas atau menggelembung, siku-siku yang retak, dan masih banyak keluhan-keluhan lain yang kerap saya temukan setiap kali pindah kontrakan ke rumah-rumah di perumahan.

Kualitas rumah-rumah di perumahan yang cenderung jelek membuat saya sering skeptis apabila ada orang yang menawarkan hunian di perumahan.

Apakah Semua Bagunan di Perumahan Berkualitas Buruk?

Saya rasa tidak! Karena banyak juga developer yang menawarkan hunian dengan kualitas yang cukup bagus dan harga murah. Meski jumlahnya tidak banyak.

Mustika Land adalah salah satu developer yang saya tahu banyak menawarkan hunian berkualitas dengan harga yang cukup terjangkau.

Bahkan, saya pernah mencoba mencari informasi mengenai developer yang satu ini beserta kualitas rumah-rumah yang mereka bangun.

Dari hasil penelusuran saya, Mustika Land merupakan salah satu developer terkemuka dan berpengalaman di Indonesia yang layak direkomendasikan.

Pengalaman mereka selama 25 tahun yang kerap mengantarkan mereka meraih berbagai penghargaan adalah buktinya. Dan, selama 25 tahun, mereka mampu membangun 22 ribuan rumah dari kurang lebih 12 proyek.

Salah satu proyek unggulan Mustika Land yang membuat saya sangat tertarik adalah proyek Mustika Village Sukamulya.

Tidak hanya karena nama Mustika Land yang membuat saya tertarik. Tapi juga, bagaimana mereka menawarkan hunian.

Bayangkan, proyek perumahan di wilayah Cikarang, Bekasi, ini ditawarkan dengan harga mulai 160 juta rupiah.

Enggak hanya ditawarkan dengan harga yang murah, DP rumah ini juga cuma 2 juta dengan booking fee 1 juta. Praktis, hanya dengan modal 3 juta rupiah, kita sudah bisa punya rumah pribadi meski masih harus membayar cicilan.

Tapi untuk perumahan di wilayah Cikarang, data-data di atas benar-benar mencengangkan buat saya.

Kerennya lagi, Perumahan Mustika Village Sukamulya yang dibangun oleh Mustika Land ini, menawarkan:

  • Bebas biaya KPR
  • Bebas biaya BPHTB
  • Tanpa biaya pajak
  • bisa dapat diskon booking fee 50%, dan juga
  • Dapat bonus kulkas 2 pintu

Gimana? Bener kan kata saya. Proyek ini benar-benar menarik. Dan, rumah yang dibangun pada proyek ini jumlahnya tidak hanya puluhan atau ratusan, melainkan 3300 unit di lahan seluas 35 hektar.

Tuh... Kalau ada temen-temen yang kebetulan sedang mencari rumah di daerah Cikarang atau Bekasi, Mustika Village Sukamulya saya yakin bisa jadi alternatif terbaik buat kalian.

Saya sendiri masih bermimpi, suatu saat akan menemukan developer seperti Mustika Land yang menawarkan hunian dengan kualitas bangunan yang bagus dan harga yang terjangkau.

Wish me luck guys...

Husnul Khotimah
Seorang ibu yang senang menulis tentang motivasi diri, parenting dan juga tentang kehidupan sehari-hari di Jombloku. Semoga blog ini bisa membawa manfaat buat kita semua.

Related Posts

Posting Komentar