Tips Memilih Rumah yang Ideal untuk WFH

17 komentar

Saya sudah pindah rumah sekitar 4 kali sebelum pandemi. Semua rumah yang kami tempati tersebut kami gunakan sebagai tempat tinggal sekaligus kantor tempat saya dan suami bekerja. Singkatnya, kami memiliki pengalaman yang lumayan banyak dalam memilih rumah untuk WFH (work from home). Pengalaman itulah yang ingin saya bagikan kepada Anda. Karena saya melihat, masih banyak masyarakatnya yang kesulitan memilih rumah yang cocok untuk WFH.

Dampak Pandemi Covid-19

Dua tahun sudah kita hidup dalam suasana pandemi (Covid-19). Di berbagai daerah, termasuk di tempat tinggal kami, sudah beberapa kali diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau yang biasa kita kenal dengan istilah PSBB hingga PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat).

Mewabahnya virus Corona memaksa masyarakat untuk mengurangi kegiatannya di luar rumah demi mencegah penularan dan tertular virus.

Akibatnya, kini semakin jarang kita temukan masyarakat yang nongkrong di warkop hingga larut malam, orang-orang semakin jarang terlihat berbelanja dan jalan-jalan di mall, serta, semakin banyak masyarakat yang memutuskan untuk bekerja dari rumah (WFH).

WFH di Era Pandemi

Bekerja dari rumah semakin marak kita jumpai, sebagai akibat dari pemberlakuan pembatasan kegiatan oleh pemerintah--yang berupaya untuk mencegah meluasnya penularan virus Corona.

Dilansir dari ekonomi.bisnis.com, kebijakan pemerintah maupun perusahaan-perusahaan swasta yang menerapkan WFH pada karyawannya, ternyata berdampak langsung terhadap pencarian properti.

Hal senada disampaikan oleh Marine Novita selaku Country Manager rumah.com. Menurutnya, WFH membuat semakin banyak orang menyadari bahwa, bekerja ternyata tidak melulu harus di kantor.

Melainkan, bisa juga dilakukan dari rumah, atau dari mana saja, selama fasilitas yang dibutuhkan tersedia. Itulah sebabnya mengapa, semakin banyak masyarakat yang berencana membeli rumah.

Remote working juga menyebabkan pilihan lokasi rumah semakin luas. Bekerja dari jauh memungkinkan kita membeli rumah di lokasi pinggir kota hingga pedesaan.

Namun sayangnya, masih banyak masyarakat yang tidak tahu bagaimana caranya memilih rumah yang tepat atau yang bisa mendukungnya agar tetap produktif saat WFH.

Tips dan Pengalaman Memilih Rumah untuk WFH

Sejak 2014, saya dan suami sudah memutuskan untuk bekerja dari rumah. Dan, sejak itu hingga hari ini, kami sudah pindah rumah sebanyak 4 kali. Kami tidak hanya pindah rumah di daerah yang sama, melainkan, kami juga pernah pindah dari satu daerah ke daerah lain yang iklim dan lingkungannya sangat berbeda.

1. Pengalaman WFH Pertama

Pada tahun pertama kami menerapkan WFH. Kami mengalami kendala yang jauh lebih rumit dari apa yang kami bayangkan dan rencanakan sebelumnya.

Rumah pertama yang kami pilih ternyata sama sekali tidak cocok untuk WFH. Rumah tersebut tidak memiliki akses internet berkecepatan tinggi dan sering mengalami pemadaman listrik dari PLN (Perusahaan Listrik Negara).

Padahal, agar bisa lancar dalam bekerja dari rumah, koneksi internet yang cepat sangat dibutuhkan. Karena "komunikasi" merupakan faktor pendukung WFH yang paling penting.

Disamping itu, kebutuhan akan listrik juga tidak terelakkan. Jika tidak punya genset sebagai backup untuk mengatasi ketiadaan listrik pada saat terjadi pemadaman, pasti akan banyak pekerjaan yang tertunda.

Selain karena beberapa alasan di atas dan karena lokasi rumah yang kami tempati tersebut rutin mengalami banjir setiap tahun. Kami pun memutuskan untuk pindah rumah. Tidak di daerah yang sama, melainkan di pulau yang berbeda.

2. Pengalaman WFH Kedua

Saat pindah ke daerah yang baru ini, kami langsung mencari rumah yang lokasinya terjangkau dari jaringan internet berkecepatan tinggi.

Disamping memprioritaskan jaringan internet, kami juga mempertimbangkan sebuah rumah yang setidaknya memiliki 1 kamar ekstra. Pasalnya, kamar tersebut secara khusus dibutuhkan sebagai tempat bekerja.

Karena pengalaman sebelumnya telah mengajarkan kami bahwa, menjadikan kamar tidur sebagai tempat bekerja ternyata tidak efektif dan justru dapat menurunkan produktivitas.

Usaha kami mencari rumah akhirnya membuahkan hasil. Kami menemukan sebuah properti yang lokasinya berada dalam jangkauan jaringan internet berkecepatan tinggi dan menyediakan 1 kamar ekstra sebagai tempat bekerja.

Setelah beberapa minggu tinggal di rumah tersebut. Kami menyadari bahwa, harga yang kami bayarkan untuk rumah tersebut ternyata terlalu mahal untuk harga pasaran rumah-rumah di sekitarnya.

Pada awalnya, kami tidak menyadari hal tersebut. Karena, kami pindah dari daerah yang harganya lebih mahal dua kali lipat.

Berdasarkan pengalaman tersebut. Selanjutnya kami selalu berusaha mencari informasi mengenai harga pasaran rumah-rumah di sekitar rumah yang kami inginkan sebelum memutuskan untuk membayarnya. Karena mungkin saja, harga yang ditawarkan terlampau tinggi, meskipun budget kita mencukupi dan harganya terhitung masih layak.

3. Pengalaman WFH di Rumah Ketiga

Setelah kurang lebih 2 tahun tinggal di rumah kedua tersebut. Kami pun memutuskan untuk pindah ke rumah yang harganya lebih terjangkau, dan sesuai dengan harga pasaran rumah yang ada di wilayah tersebut.

Di rumah yang ketiga ini, kami sangat puas dengan harganya. Kami juga suka karena rumah tersebut menyediakan 2 kamar ekstra yang bisa kami gunakan sebagai tempat bekerja.

Setelah tinggal di rumah tersebut selama beberapa bulan dan menjalani aktivitas seperti biasa, ada beberapa hal yang belakangan baru kami sadari.

Pertama, lingkungan di rumah tersebut ternyata sangat berisik karena banyak tetangga yang menjadikan rumah mereka sebagai tempat bekerja. Akibatnya, kami kesulitan berkonsentrasi saat bekerja.

Kedua, konstruksi rumah tersebut membuat sirkulasi udara di dalam rumah sangat minim, sehingga suhu di dalam terasa lebih hangat dari yang seharusnya. Ventilasi yang minim dan bahan yang digunakan sebagai konstruksi rumah juga turut membuat suhu udara semakin hangat di dalam rumah.

Meskipun masalah tersebut sebenarnya bisa diatasi dengan membeli AC atau menambah ventilasi serta jendela, namun kita juga harus mempertimbangkan biaya renovasi dan biaya listrik yang pasti akan membengkak jika memasang AC.

4. Pengalaman WFH di Rumah Keempat

Tiga pengalaman kami sebelumnya telah memberikan banyak pelajaran. Karena itulah, setelah 2 tahun tinggal di rumah ketiga, kami memutuskan untuk pindah rumah ke daerah lain.

Di samping ingin memiliki rumah dengan suasana yang lebih baik dan bisa mendukung WFH, kami juga memutuskan pindah ke rumah baru karena anak pertama kami akan segera bersekolah.

Karena itulah, kami ingin mencari sebuah rumah yang lokasinya tidak jauh dari sekolah anak kami.

Setelah beberapa hari mencari, kami akhirnya menemukan sebuah rumah yang sangat ideal.

Rumah tersebut berlokasi di tempat yang bebas banjir, berada di ujung gang, dekat dari kota, dekat dari sekolah anak kami, berada dalam jangkauan jaringan internet berkecepatan tinggi, lingkungannya sangat tenang, dan menawarkan desain atau konstruksi rumah yang dapat memberikan rasa nyaman.

Sayangnya, ketika kami pindah ke rumah yang baru ini, kondisi keuangan kami sedang tidak stabil. Sehingga, kami kesulitan untuk melunasi pembayarannya sebelum kami pindah ke rumah baru tersebut.

Berdasarkan pengalaman kami ini, sangat penting bagi anda yang ingin membeli rumah baru untuk menghitung biaya yang dibutuhkan.

Agar Anda tidak mengalami kesulitan seperti yang kami alami. Cobalah untuk menghitung biaya pembelian properti dengan menggunakan kalkulator yang secara khusus dirancang untuk membuat estimasi pembelian rumah--dalam hitungan bulanan ataupun tahunan.

Kesimpulan Tips Beli Rumah untuk WFH

Mempertahankan konsistensi kerja dan produktivitas saat bekerja dari rumah (WFH) tidak semudah yang kita bayangkan. Pasalnya, ada banyak gangguan dan kendala yang mungkin akan kita temui setelah mempraktikkannya. Terlebih, jika desain dan lingkungan rumah tersebut tidak mendukung. 

Mengingat WFH bisa dilakukan dari mana saja. Kita punya peluang mencari rumah di pinggir kota atau yang jauh dari kota. Tapi, meskipun harga harga rumah di pinggir kota lebih murah. Namun, Anda tetap berpotensi membeli rumah dengan harga yang terlalu mahal.

Nah, agar bisa memperoleh sebuah rumah yang ideal untuk Anda dan keluarga serta ideal untuk WFH. Pastikan anda, mempertimbangkan beberapa poin berikut ini.

  • Pertama, pastikan pasokan listrik dan internet lancar
  • Belilah rumah yang lingkungannya tenang dan tidak banjir
  • Carilah sebuah rumah yang menyediakan 1 kamar ekstra yang bisa digunakan sebagai tempat kerja
  • Pastikan konstruksi rumah memiliki insulasi yang baik agar kebisingan dari luar dan suara anggota keluarga tidak mengganggu konsentrasi Anda selama bekerja
  • Pastikan harga rumah yang akan anda beli terjangkau oleh budget yang anda miliki. Karena itu, sebelum memutuskan untuk membeli rumah, hitung keterjangkauannya terlebih dahulu menggunakan kalkulator khusus, dan sesuaikan dengan penghasilan (gaji) bulanan Anda
Joni Pranata
Seorang Sarjana Sistem Informasi di STMIK Amikom Jogjakarta. Content Writer, Youtuber, Animator, dan Blogger--sejak 2009

Related Posts

17 komentar

  1. Mencari hunian yang ideal itu memang gak mudah ya. Banyak pertimbangan yang harus dipikirkan. Selain lingkungan, lokasi dan ketersediaan air serta kawasan bebas banjir menjadi syarat yang harus diperhatikan.

    BalasHapus
  2. Budget ini penting banget dalam membeli rumah, selain lokasi ya. Karena alhamdulillah saya sudah ada rumahnya, jadi pas WFH kita bikin rumah senyaman mungkin biar gak bosen kerjanya.

    BalasHapus
  3. Was was kalau hujan dikit datang. Makanya rumah harus bebas banjir nih.

    BalasHapus
  4. Agak kaget waktu teman ngomong, 'apa susahnya sih buat orang2 tu wfh!,sayangnya gak semua orang nyaman wfh karena rumahnya gak mumpuni buat wfh. Ada yg dempet ma tetangga, gak punya kamar khusus, tetangga berisik, jaringan pas-pasan, dan numpuk blek ama ama anggota keluarga lain.
    Jadi bener, persiapan rumah tu penting buat wfh.

    BalasHapus
  5. WFH emang butuh banget tempat yang nyaman ya..paling tidak nggak terlalu ramai dan tidak banyak lalu lalang orang rumah.. Jadi kepikiran juga nih buat punya rumah dengan 1 ruang khusus kerja hehe

    BalasHapus
  6. Oww ... pengalamannya memangperlu dibagikan agar yang mau memilih rumah untuk WFH bisa mendapatkan referensi bagaimana sebaiknya memilih rumah yang nyaman untuk WFH. Ternyata banyak hal yang harus diperhatikan ya.

    BalasHapus
  7. Iya nih..
    Salah satu hal yang suamiku lakukan ketika harus WFH adalah bener-bener berada di ruangan khusus yang tenang. Soalnya kami punya anak-anak yang juga sekolah online.
    Jadi kamar-kamar khusus memang sangat diperlukan sekali agar suasana dan semangat kerja juga produktifitas tetap terjaga.

    BalasHapus
  8. Setuju dgn semua tipsnya dalam membeli rumah terutama soal internet. Soalnya kerja mengandalkan internet. Jadi wajib lancar deh.

    BalasHapus
  9. Sayang banget ya padahal itu rumah ke empat udah strategis, nyaman dan pasti bakalan betah.
    Terimakasih tipsnya. Beli rumah emang harus banyak pertimbangan, tak seperti beli gorengan hehehe

    BalasHapus
  10. Wfh alias work from home emang butuh trik ya kak
    Biar tetap bisa fokus dan produktif, makanya suasana rumah mempengaruhi

    BalasHapus
  11. Memang sepertinya mudah ya cari rumah untuk penghuninya yang kerjanya dari rumah saja. Tapi kenyataannya tak semudah itu yaa.. harus ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan. Makasih sharing pengalamannya, Mbak. Luar biasa udah pindah rumah beberapa demi mendapatkan rumah yang benar-benar nyaman :)

    BalasHapus
  12. woow mbak udah 4 kali pindah, aku kebayang repotnya packing dan beberes nya

    BalasHapus
  13. Catat tipsnya! Karena aku bekerja dengan internet, soal jaringan ini wajib banget ditentukan di awal. Kalau gak kerja, gak ada duit kan. Terus Tetangga juga berpengaruh sih. Semoga nanti dapat tetangga yang gak toksik

    BalasHapus
  14. Wah lengkap banget ini pembahasan pemilihan rumah untuk wfh. Aku juga setuju nih jangan menjadikan kamar sebagai tempat kerja. Benar ga efektt hahaha.bawaannnya ngantuk mulu

    BalasHapus
  15. Berhubung enggak mungkin nyari2 rumah lagi, jadi untuk wfh kami nambah kecepatan internet di rumah. Karena yang pakai internet bukan hanya aku untuk wfh, tapi krucils juga untuk sekolah

    BalasHapus
  16. Beruntung rumah saya cukup aman dan nyaman untuk wfh, selain jauh dari jalan raya (rumahku di dalam lorong sih 🤣) lingkungan tempat tinggalku juga lumayan sepi jadi amanlah buat wfh.

    BalasHapus
  17. Sejak ada yang namanya WFH aku malah makin yakin kita bisa WFE alias Work From Everywhere mba, kerja di mana saja, bahkan di alam bebas, hehehe. jadi udah ngga hanya di rumah saja.

    BalasHapus

Posting Komentar