Bijak Memilih Kata-kata Sebagai Manusia

15 komentar

 Kita ini, secara disadari ataupun tidak, sepertinya sudah sering sekali menertawakan kekurangan fisik seseorang dengan berkata semau kita. Membanding-bandingkan dia dengan sesuatu yang kurang pantas. Dan hal kayak gini itu udah umum banget apalagi yang nongol di acara-acara hiburan TV Indonesia, semuanya adalah topik olok-olok dan membodoh-bodohkan orang lain.

Apalagi itu acara-acara gosip yang banyak nongol, coba kalau kalian kebetulan nonton, semuanya isinya itu hanya menjelek-jelekkan orang lain. Itulah kenapa saya memutuskan untuk tidak melihat acara TV lokal asli milik Indonesia, terlebih acara gosip.

Sebenarnya bukan hanya di TV aja, sekarang banyak juga artis didalamnya yang membuat channel Youtube yang isinya itu gak jauh beda dari olok-olok sesuatu hanya karena bentuk fisik dan rupa gak sebaik mereka jika dilihat dengan mata telanjang. Dan ironisnya.. hal kayak gini tu jadi viral dan terkenal.


Mengolok orang lain menurut saya

Jika dahulu saya sering banget ngomong sama orang tanpa mikir panjang dan lebar, langsung nyeplosin apa yang ada dalam pikiran saya. Berbeda dengan sekarang yang saya itu kalau mau ngomong ya mikir dulu lama, lama banget. 

Dulu, dengan kebodohan yang saya miliki, saya suka melakukan body shaming gitu deh, melabeli orang-orang dengan sebutan yang mungkin mereka tidak berkenan. Semoga mereka mau memafkan saya. Namun, setelah menikah saya tidak lagi melakukan hal tersebut. Ada suami yang selalu nge-rem perkataan saya, ada suami yang selalu ingetin saya untuk tidak memperolok ciptaan Allah yang sungguh sangat sempurna.

Suami selalu bilang kepada saya, jangan sampai kita menjadi orang yang tidak bersyukur dan meremehkan ciptaan Allah. Semua manusia diciptakan sempurna dan memiliki kelebihan serta kekurangan masing-masing. Dengan melabeli seseorang dengan hal-hal yang buruk, secara tidak langsung kita mengolok ciptaan-Nya. 


Memilih Lelucon yang Tidak mengolok Ciptaan-Nya

Pasti temen-temen juga sering ngelihat banyak banget akun akun Instagram yang konten mereka itu ya lelucon-lelucon gitu. Dan follower mereka tu berjuta-juta. Ya.. contohnya yang suka bikin lelucon kayak gini tu Bintang Em*n, pasti tau kan meskipun saya sensor. Awalnya saya terkesan dengan kelihaian dia ngomong durasi semenit tapi ngena banget. Saya sempat stalking IG-nya dia buat liatin video pendek miliknya.

Namun pas di satu video kalau gak salah tentang Hoax, yang dia bilang kalau manusia yang bikin hoax itu diciptakan dari tanah yang bercampur t*i ayam ( bisa di cek disini ya postingan yang saya maksudkan -  https://www.instagram.com/p/CDOWdzzFXmN/). Jadi sebenarnya kontennya itu topiknya bagus aja, tapi apakah tidak bisa jika tidak menyangkut pautkan dengan penciptaan Allah yang sudah pasti sempurna. Coba deh pikirkan lagi, apakah kata-kata seperti ini dibenarkan? Untuk yang ini saya jangan dikatain Iri? Bilang bos! ya..

Awalnya saya juga tidak menyadari, lagi-lagi suamilah yang mengingatkan saya akan hal tersebut. Saya tidak tahu apakah masih ada video yang lain atau tidak. Menurut saya sayang aja sih, jika konten creatornya udah bagus, alangkah baiknya pemilihan katanya juga tidak sembarangan. Apalagi itu menyangkut pencipta kita Allah SWT.


Bijak memilih kata kata

Dari sanalah saya kemudian belajar, bahwa menjadi konten kreator itu tidak mudah. Selain harus menyebarkan hal-hal yang baik dan bermanfaat untuk orang lain, kita juga dituntut untuk jeli memilih kata-kata saat akan membuat sesuatu. Karena, akan banyak sekali orang yang mengawasi kita nantinya, dan diatas semua itu, tentu saja semua perbuatan kita akan dimintai pertanggung jawaban saat kita telah menghadap Allah.

Bukan hanya seorang konten kreator, tapi kita semua.. tak terkecuali. Semoga kita bisa memilih kata-kata yang baik saat akan menulis ataupun memulai sesuatu dengan kata. 
Husnul Khotimah
Seorang ibu yang senang menulis tentang motivasi diri, parenting dan juga tentang kehidupan sehari-hari di Jombloku. Semoga blog ini bisa membawa manfaat buat kita semua.

Related Posts

15 komentar

  1. Setuju banget kak. Aku sendiri pernah di body shamming sama orang lain, dan itu rasanya sedih banget. Meski orang lain mikirnya "ah cuma bercanda", tapi di situasi kita malah bikin sedih hati. Oleh karena tau rasanya digituin ga enak, maka aku selalu berusaha biar ga berbuat hal yang sama terhadap orang lain.

    BalasHapus
  2. Dulu waktu sekolah, sering banget kena body shamming, tersinggung loh dikatain jelek2 karena kekurangan kita, tapi kalau ngambek malah dikata baper, haduh pengin nyentil aja :))

    BalasHapus
  3. Aku selalu ingat kata Raditya Dika
    sebisanya jangan pernah mengolok sesuatu yang nggak bisa diubah
    yang memang gift dari Tuhan

    tapi kalau mengolok kayak kebodohan dan kemalasan boleh. sebab itu bisa diubah

    BalasHapus
  4. Benar sekali, Mbak Husnul. Dan saya pun merasakan hal itu di hiburan kita. Dulu itu lawakan sangat bagus. Kita tertawa karena lawakannya memang lucu. termasuk gerak-geri pelawaknya. sekarang sering mengolok-olok pemain satu dengan lainnya.
    Dan zaman now, di medos juga begitu. lewat tulisn, orang mengolok orang lain. padahal tidak ada yang sempurna dalam hidup ini.

    BalasHapus
  5. Mulutmu harimaumu dan jarimu harimaumu berlaku banget sekarang... Tahan komentar daripada komen yang ga baik...

    BalasHapus
  6. Bijak memilih kata-kata juga bisa menyelamatkan kita dari siksa api neraka ya, Mbak.
    Saya juga gak suka dengan acara komedi yang suka membully pemainnya dengan kata-kata yang kurnag pantas.

    BalasHapus
  7. Saya termasuk yang nggak nyaman dengan lelucon yang tayang di Televisi Lokal kita. Saya lebih memilih menikmati tayangan berita atau beberapa kartun anak saja sih. Udah nggak paham dimana lucunya kalau saya secara pribadi.

    BalasHapus
  8. Iya banget, Mbak. Yang kita anggap lucu seringkali ternyata menyakiti perasaan orang lain. Sekarang, nulis status atau komen di medsos pun aku bisa lama banget mikirnya. Jadi seringnya cuma tebar like aja di status teman2. Takut salah komen trus malah bikin orang tersinggung :(

    BalasHapus
  9. Ketika kata2 melukai hati tuh rasanya sakit sekali.. apalagi kalau dari orang terdekat. Semoga Allah mengampuni dosa2 kita..

    BalasHapus
  10. selalu mengutamakan etika menulis dan juga etika agar bisa menulis dengan konten positif agar bisa mengurangi kesalahan

    BalasHapus
  11. Setuju mbak. Harus pikir matang-matang sebelum bertindak. Daripada nyesel kemudian. Jadi ingat materi webinar beberapa waktu lalu.. bahwa alasan membawa manfaat harus selalu jadi latar belakang untuk para content creator.

    BalasHapus
  12. Tanpa sadar sering kita lakukan dengan alasan bercanda padahal kata kata kita sangat mengganggu orang lain

    BalasHapus
  13. Kalau di media sosial memang suka sekali melihat kata2 jahat tanpa disaring, menyakitkan sekali lho rasanya. Aku juga sedang belajar agar bukan hanya menahan apa saja yang keluar melalui kata2, namun juga bagaimana cara menyampaikannya dg tepat

    BalasHapus
  14. Bener banget Mbak, komedian jaman sekarang tuh ngelucunya ga banget sih. Malah ngolok2 atau menghina ciptaan Allah. Meskipun kita ga punya kewajiban untuk bikin orang senang, tapi kan kita juga ga boleh sampai menyakiti orang lain, apalagi lewat kata2. Reminder juga buat aku nih

    BalasHapus
  15. "Menjadi konten kreator itu tidak mudah.", setuju kak :') semangat untuk kita ya, jangan menyerah dan terus belajar yaa

    BalasHapus

Posting Komentar