Cara Saya Melindungi Anak dan Keluarga dari Cacingan

17 komentar

Sebagai ibu, saya selalu berusaha menjaga anak-anak saya agar mereka tetap sehat dan tumbuh optimal.

Meski kadang merasa jijik ketika anak-anak memilih untuk main lumpur saat hujan atau main tanah. Tapi saya dan suami tetap memberikan kebebasan kepada anak untuk melakukan apapun yang mereka mau. Selama hal tersebut tidak terlalu membahayakan. Dalam artian, tidak secara langsung mengancam nyawa mereka.

Main hujan dan bermain lumpur atau main tanah serta main pasir adalah hobi dari kedua anak saya.

Jelas, main tanah sudah pasti akan membuat mereka berada dalam ancaman kuman dan bakteri, termasuk telur cacing yang mungkin saja masuk melalui pori-pori kaki, atau terbawa masuk ke dalam tubuh melalui tangan mereka yang kotor.

Tapi untungnya, cacingan pada anak bisa diatasi dengan mudah menggunakan obat seperti konvermex misalnya.

Konvermex obat cacing keluarga bisa kita temukan di toko-toko obat, terutama di Apotek. Harganya pun cukup terjangkau, dan disarankan untuk dikonsumsi 6 bulan sekali. 

Jadi, tidak akan terasa terlalu mahal meski kita membelinya untuk seluruh anggota keluarga beserta asisten rumah tangga (ART) sekalipun.

Ngomong-ngomong soal cacingan, ini adalah salah satu parasit sekaligus penyakit yang masih (relatif) umum ditemukan di negara berkembang, seperti di Indonesia. Karena tingkat kebersihan lingkungannya masih tergolong rendah. Khususnya di hunian-hunian yang padat dan kumuh.

Apa dampaknya apabila anak cacingan? Apakah orang dewasa juga bisa cacingan? Bagaimana cara mencegahnya? Yuk kita cari tahu!

1. Gejala Cacingan pada Anak

Gejala cacingan pada anak sebenarnya sangat mudah diketahui, terutama apabila yang menginfeksi anak-anak adalah cacing kremi. Ini adalah jenis cacing yang terkenal suka pindah ke area dubur di malam hari untuk bertelur.

Ketika mereka pindah ke area dubur di malam hari, biasanya anak-anak akan mengeluh pantatnya gatal.

Hal itu adalah salah satu indikasi bahwa anak-anak mengalami cacingan. Meski, dubur yang gatal juga bisa disebabkan oleh faktor-faktor lain, termasuk, kurang bersih saat cebok dan lain sebagainya.

Meski demikian, jika anak sering mengeluh gatal pada dubur, sebagai ibu, kita harus waspada dan curiga terhadap cacing yang mungkin sudah menginfeksi anak.

Selain keluhan gatal di dubur pada malam hari, gejala cacingan pada anak lainnya bisa diketahui dengan melihat feses anak yang dipenuhi cacing.

Disamping gejala yang telah saya sebutkan di atas tadi, semua jenis cacing yang bisa menginfeksi anak, umumnya juga akan memunculkan beberapa gejala berikut ini,

  1. Kehilangan nafsu makan
  2. Perut buncit
  3. Sakit perut
  4. Penurunan berat badan
  5. Anak jadi kurang gizi, karena gizi yang seharusnya didapatkan oleh anak dimakan oleh cacing
  6. Kecerdasan menurun

Dalam kondisi tertentu atau dalam kondisi yang parah, cacing juga bisa naik ke paru-paru dan menyebabkan sesak nafas. 

Kemudian, cacingan juga dapat menyebabkan diare, sakit kepala, buang air tidak teratur, buang air berdarah, muntah-muntah, demam, dan batuk berdarah.

Melihat berbagai gejala tersebut, cacingan tentu tidak bisa dianggap enteng begitu saja. Karena itulah, kita disarankan untuk rutin minum obat cacing. Misalnya, rutin minum Konvermex tiap 6 bulan sekali.

Kita disarankan untuk minum obat karena, obat seperti konvermex menghancurkan cacing di tubuh. Sehingga, anggota keluarga bisa bebas dari cacingan.

Mengenal Jenis Cacing yang Bisa Menginfeksi Tubuh

Saya yakin, ayah-bunda pasti sering mendengar berbagai jenis cacing berikut ini, karena jenis-jenis cacing berikut ini adalah yang paling sering menginfeksi tubuh manusia.

1. Cacing kremi

Cacing kremi adalah cacing yang paling sering menginfeksi tubuh anak. Biasanya, anak-anak yang sudah berusia 2 tahun ke atas, sangat mungkin mengalami cacingan karena aktivitas mereka.

Dubur terasa gatal, adalah gejala cacingan akibat cacing kremi--yang paling ringan dan paling sering dialami oleh anak-anak yang terinfeksi.

2. Cacing tambang

Cacing tambang adalah parasit yang suka hidup di usus kecil kita. FYI, cacing tambang ada dua jenis. Yang pertama adalah jenis Ancylostoma duodenale, dan yang kedua adalah jenis Necator americanus.

Indonesia merupakan salah satu tempat dimana cacing tambang banyak menginfeksi manusia. Karena suhu di Indonesia yang lembab dan hangat.

Anak-anak yang suka bermain di tempat-tempat terbuka seperti, di taman dan sering bermain di pantai tanpa alas kaki sangat mudah terinfeksi cacing tambang.

3. Cacing gelang

Gejala yang ditimbulkan oleh cacing gelang (Ascaris lumbricoides) yang paling umum adalah, kehilangan nafsu makan, mengalami penurunan berat badan, nyeri pada perut, diare, kelelahan, atau mual dan muntah serta demam apabila sudah parah.

4. Cacing pita

Ada dua jenis cacing pita yang paling banyak dikenal yaitu, jenis Taenia saginata dan jenis Taenia solium yang berasal dari daging babi.

Cacing pita adalah salah satu jenis cacing yang sangat dikhawatirkan karena orang yang terinfeksi biasanya tidak merasakan gejala sakit apapun hingga kondisinya agak parah.

Cara Mencegah agar Anak Tidak Cacingan

cuci tangan

Tidak mudah memang melindungi anak dari infeksi cacing apabila mereka hobi bermain di tempat-tempat terbuka. Entah itu, bermain tanah, main pasir, ataupun bermain tanpa alas kaki.

Tapi, meskipun saya memberikan kebebasan kepada anak-anak untuk bermain sesuka mereka. Saya selalu mengutamakan keselamatan dan kesehatan mereka.

Berikut adalah beberapa hal yang biasanya saya lakukan untuk mencegah agar anak tidak mudah terkena penyakit saat bermain, termasuk infeksi cacing.

  • Minum obat cacing Konvermex secara rutin. Saya memilih obat cacing ini karena Konvermex menghancurkan cacing di tubuh, bisa mengobati berbagai jenis cacingan, dan tersedia untuk orang dewasa. Obat cacing orang dewasa merk Konvermex ditandai dengan kemasan berwarna biru, sedangkan untuk anak-anak kemasannya berwarna orange
  • Saya selalu menekankan anak untuk menggunakan alas kaki setiap keluar rumah, minimal menggunakan sandal
  • Membiasakan anak cuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir setelah bermain dan sebelum makan
  • Potong kuku anak secara rutin. Karena kuku yang terlalu panjang akan mudah kotor, terutama jika anak sering bermain di pasir atau tanah
  • Bersihkan atau cuci secara rutin mainan-mainan anak
  • Jaga kebersihan rumah

Selain memberikan obat cacing kepada anggota keluarga sendiri, khususnya kepada anak-anak. Sebagai langkah pencegahan, kita juga perlu memberikannya ada ART atau siapa saja yang tinggal atau bekerja di rumah kita untuk mengurus makanan, cuci piring, atau orang-orang yang setiap hari menggunakan peralatan makan dan mandi yang kita gunakan.

Husnul Khotimah
Seorang ibu yang senang menulis tentang motivasi diri, parenting dan juga tentang kehidupan sehari-hari di Jombloku. Semoga blog ini bisa membawa manfaat buat kita semua.

Related Posts

17 komentar

  1. paling takut sama cacing pita :( semoga anak dan keluarga tetap terlindung ya Bun

    BalasHapus
  2. Aku termasuk ibu yang rajin kasih anak obat cacing nih, haha. Rutin pokoknya sesuai anjuran dokter.
    Soalnya ngeri banget kalau sampai anak cacingan huhu. Apalagi anakku hobi banget main kesana kemari, segala apa dipegang pula. Kadang lupa tahu-tahu langsung pegang makanan aja habis main.

    BalasHapus
  3. Saya suka berkebun dan kadang anak ngikutin aktivitas ibunya. Jadi ya harus sering minumin obat cacing dan pantau benar kebersihan tangannya.

    BalasHapus
  4. Nah, saya baru beberapa hari kemarin nih kasih minum obat cacing untuk anak-anak di rumah. Sampai pada bertanya-tanya mereka, terutama si adek, biar kenapa sih ma harus minum obat cacing ini? di perut adek ada cacing gitu ya? cacingnya sakit, makanya dikasih obat? hahahah ada aja pertanyaannya.

    BalasHapus
  5. Aduh iya, jadi keingetan deh udah waktunya ngasih obat cacing ke orang-orang rumah. Selama pandemi, walopun jarang main kotor-kotoran, tetap aja ya berisiko cacingan. Dan cacingan ini kayak yang sepele, soalnya penyakit jadul. Tapinya buat anak mah bisa berakibat buruk. Bisa jadi stunting ya.

    BalasHapus
  6. Aduuh jadi ingat waktu kecil aku ada cacing kremi, Ibuku sampai stress Mak. Lalu aku diberi obat cacing gitu. Untungnya sih aku nggak mengalami yang sampai diare atau penurunan nafsu makan.

    BalasHapus
  7. Biasanya aku rutin nih memberikan Konvermex. Kalau pas sekolah malah ada waktu pemberian obat cacing terjadwal. Karena pandemi, aku jadwalin minimal 6 bulan sekali.
    Soalnya curiga kalau anak males makan...

    BalasHapus
  8. Selain jaga kebersihan, gizi yg cukup Dan tepat plus Minum obat cacing Konvermex secara rutin.

    memilih obat cacing spt Konvermex menghancurkan cacing di tubuh, bisa mengobati berbagai jenis cacingan,
    Jadi lsg terbuang bresam feses ya mba

    BalasHapus
  9. Jadi keingetan anak-anak di rumah udah lama banget ga minum obat cacing, katanya baiknya rutin ya setahun minimal sekali untuk anak-anak

    BalasHapus
  10. Aku paling ngeri sama cacingan, dan aku masih rajin kasih obat cacing sampai sekarang. Dan kalau habis main dari luar, langsung disuruh bersih-bersih

    BalasHapus
  11. Wih ngeri juga ya ternyata cacingan bisa merembet ke mana-mana akibatnya. Bisa sesak napas dll. Duh, makanya penting banget ya jaga kesehatan keluarga dan lingkungan kita.

    BalasHapus
  12. Wah iya, penting banget melindungi anak anak dari penyakit cacingan ini
    Dengan selalu menjaga kebersihan dan minum obat cacing secara rutin

    BalasHapus
  13. Yup, jaga kebersihan badan dan lingkungan memang penting tuh untuk mencegah cacingan. Jangan lupa minum obat cacing setiap 6 bulan sekali yaaa...

    BalasHapus
  14. Waktu kecil aku sering diceritain sama ibu kalo ada cacing yang bisa pindah ke dubur, bahasa jawanya kreminen. Sejak pindah ke Cikarang, aku belum ngasih obat cacing lg untuk keluarga. Duh jadi ingat saatnya ngasih obat cacing nih buat keluarga, terutama si kecil

    BalasHapus
  15. cacingan tuh benar - benar harus diperhatikan ya mba... soalnya banyak dampak negatifnya. Semoga anak - anak kita bisa terhindar dari bahaya ini

    BalasHapus
  16. Potong kuku jadi ritual wajib yang beneran dibiasakan oleh ibu saya sih Mak. Kalau sampe ada panjang dikit aja, bener-bener sampe diomelin dulu waktu masih sekolah wkwkwk.

    BalasHapus
  17. Aku belom coba kovermek mbaa jadi pengen coba tapi nanti kalau sudah melahirkan aja ya karena hamil ga beh sembarangan minum obat kan ya.

    BalasHapus

Posting Komentar