Pentingnya Literasi Digital untuk Anak

52 komentar

Saat ini, kehidupan manusia seperti digerakkan oleh satu benda mungil yang ada di tangan. Semuanya bisa dilakukan dengan hanya menggunakan jentikan jari saja. Mau itu pekerjaan kecil bahkan pekerjaan yang sangat besar. Ya.. semuanya menggunakan kecanggihan dunia digital.

Kita semua tahu, dunia digital belakangan ini semakin diminati. Ditambah lagi oleh kondisi pandemi yang mengharuskan kita untuk lebih sering menggunakannya. Bukan hanya digunakan untuk bekerja, namun juga digunakan untuk kegiatan belajar-mengajar anak hingga berkomunikasi dan bersosialisasi.

Literasi Digital

Tentu saja ini berdampak besar untuk semua kalangan, dari orang tua sampai anak-anak. Mungkin tadinya kita adalah orang tua yang menjaga betul bagaimana caranya agar anak tidak terlalu dekat dengan internet, kini kita harus merelakan mereka terus-menerus mengakses internet menggunakan smartphone, tablet, dan komputer sebagai media pembelajaran mereka. 

Keadaan inilah yang mengharuskan kita sebagai orang tua untuk mengedukasi diri kita sendiri maupun anak tentang pentingnya literasi digital. Alih-alih membatasi diri dalam mengakses internet, akan lebih tepat jika kita kita mengedukasi diri serta anak-anak dengan literasi digital agar bisa memanfaatkan dan memaksimalkannya. 

Apa Itu Literasi Digital?

Literasi digital adalah keterampilan yang dibutuhkan untuk bekerja, belajar, dan hidup di masyarakat, di mana komunikasi dan akses informasi melalui internet, perangkat seluler (smartphone), hingga media sosial melalui teknologi-digital terus meningkat.

Mengembangkan keterampilan sangat dibutuhkan dan sangat penting ketika kita dihadapkan pada begitu banyak informasi dalam berbagai format. Kita harus pandai mencari, menyaring, mengevaluasi, menerapkan, dan tahu bagaimana cara menghasilkan informasi yang tepat.

Menguasai keterampilan berkomunikasi dan keterampilan praktis dalam dunia digital sangat penting. Kemampuan berkomunikasi misalnya, ini merupakan aspek kunci dari literasi digital.

Cara kita komunikasi di lingkungan virtual atau berkomunikasi melalui sosial media sangat berbeda dengan berkomunikasi di dunia nyata. Kemampuan dalam mengekspresikan tulisan sangat dibutuhkan agar maksud atau ide yang kita kemukakan bisa dipahami dan diterima dengan jelas oleh lawan bicara. Kita juga harus bisa mengajukan pertanyaan yang relevan, tahu bagaimana cara menjaga rasa hormat, serta tahu bagaimana cara membangun dan menjaga kepercayaan.

Literasi digital untuk anak usia dini

Literasi digital untuk anak usia dini ini bisa kita praktekkan dengan cara membatasi gadget untuk anak-anak. Sekarang, bahkan di desa sekalipun, anak berusia dibawah 5 tahun sudah dikasih gadget sendiri sama orang tuanya hanya karena mereka ingin anaknya diam. Menurut saya, hal seperti ini haruslah dibatasi agar anak tidak kecanduan dengan gadget.

Literasi digital anak sekolah

Literasi digital untuk anak sekolah bisa kita adakan dengan pendekatan-pendekatan melalui sosial media yang mereka gunakan.
Manfaat literasi digital


Begitu juga dengan keterampilan praktis dalam menggunakan dan mengakses teknologi. Kita harus mengajarkan mereka agar bisa mengelola dan membangun serta membuat informasi dengan cara yang etis. Sehingga, kita maupun anak, tidak akan terpancing untuk membuat informasi yang tidak benar atau hoax.

Saya pribadi misalnya. Sejak saya mulai ngeblog tahun 2009, sejak saat itu saya mulai memperhatikan dengan seksama, bahwa bahasa yang kita gunakan dan informasi yang kita sampaikan kepada pembaca melalui blog seharusnya adalah bahasa yang baik serta harus berisi informasi yang valid (benar).

Menurut admin kelas blogger Teh Gemaulani, yang juga seorang kepala editor website Growthing.id, meskipun blog adalah satu hal yang bersifat personal yang lebih sering ditulis dengan kata-kata yang tidak baku. Namun, kita tetap harus memperhatikan pemilihan kata dan tidak melupakan penulisan sesuai dengan kaidah Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) yang benar. 

Saya setuju sekali dengan pendapat tersebut, karena ini sesuai dengan makna literasi itu sendiri, yang dalam bahasa Latin (literatus) berarti “orang yang belajar.” 

Mengapa Literasi Digital Perlu Dikenalkan Kepada Anak?

Sebagai orang tua, kita tentu ingin anak kita sukses, tidak berbuat sesuatu yang negatif dan merugikan dirinya maupun orang disekitarnya, serta bermanfaat bagi agama, nusa, dan bangsa, bukan?

Alasan sederhana di atas, saya rasa sudah cukup untuk bisa menggugah kita agar mau membekali diri dan anak dengan literasi digital.

Dalam menguasai literasi digital, kegemaran saya membaca dan menulis sejak masih sekolah adalah salah satu hal yang selalu saya syukuri. 

Minat baca yang tinggi membuat saya lebih mudah mempelajari literasi digital, meskipun secara tidak sengaja. Berbekal literasi digital yang tidak seberapa ini, saya berusaha sebaik mungkin mengenalkan dan mengedukasi anak tentang pentingnya dunia digital dan bagaimana cara memahami serta memaksimalkannya.

Saya sering membayangkan, betapa menyenangkannya jika kesenangan yang kita rasakan bisa juga dinikmati oleh orang lain serta bermanfaat untuk mereka, khususnya untuk anak sendiri. Karena memahami literasi digital bukan hanya tentang mampu menggunakannya saja, tapi juga mencakup semua hal, baik yang menguntungkan maupun yang merugikan.

Bagaimana cara kita mengurangi bahkan mencegah kerugian dan bagaimana kita cara menambah keuntungan juga garis besar dari literasi digital. Mengutip dari teachyourkidscode.com, secara sederhana literasi digital berarti kemampuan untuk menavigasi situs web, mengirim email, atau menggunakan media sosial. 

Bukan hanya itu, lebih mendalam lagi, literasi digital bisa berarti keterampilan membuat blog dan aplikasi. Oleh karenanya, penting adanya memahami tentang semua hal dalam dunia digital termasuk keamanan internet, digital cache, juga etika menggunakan semua yang berada di online untuk menghindari pembajakan.

Bagaimana Cara Mengenalkan Literasi Digital kepada Anak?

cara mengenalkan literasi digital

Dulu mungkin kita sering mendengar istilah gaptek yang artinya gagap teknologi. Istilah untuk orang-orang yang tidak paham teknologi, tidak bisa mengoperasikan perangkat digital seperti komputer atau smartphone.

Level gaptek zaman dulu dengan sekarang sangat berbeda. Pasalnya, pengguna smartphone dan komputer sekarang sudah menyentuh hampir semua kalangan, baik tua maupun muda, bahkan anak-belia.

Karena memang, dunia digital menawarkan segudang manfaat dan keuntungan kepada hampir setiap orang dalam berbagai kasta dan golongan. Karena itulah mereka berlomba-lomba untuk ikut meramaikan dunia digital.

Tapi sayang, minimnya edukasi literasi digital membuat banyak pengguna menyalahgunakan informasi, tidak pandai  mengekspresikan diri dalam berkomunikasi, menyebarkan informasi bohong atau hoax, hingga tidak bisa memaksimalkan teknologi.

Karena itu. Jangan heran, jika melihat anak dibawah usia 13  tahun sudah mahir menggunakan smartphone, punya smartphone hingga akun sosial media sendiri yang tidak diawasi oleh orang tua, atau mendengar orang dewasa yang diciduk karena melanggar UU ITE akibat menyebarkan hoax, membajak, akses situs terlarang, status yang merendahkan martabat orang lain, hingga menyebar video tak senonoh.

Itulah mengapa, memberikan edukasi yang tepat kepada diri sendiri dan anak-anak tentang literasi digital sangat penting. Bahwa, dunia digital bukan hanya tentang eksistensi di dunia maya atau sekedar bebas berbicara dan berlagak di depan kamera.

Lebih dari itu, mereka harus memahami teknologi yang sedang mereka gunakan adalah sesuatu yang bisa dimanfaatkan dan dimaksimalkan untuk bekerja, bersosialisasi, belajar, menghasilkan informasi, atau untuk meningkatkan kesejahteraan hidup.

Peran Orang Tua dalam Mengenalkan Literasi Digital Kepada Anak dan Orang Lain

Literasi Indonesia

Menjadi orang tua memang bukanlah hal yang mudah, bukan hanya sekedar memberikan anak-anak kita makanan dan gizi yang mumpuni. Lebih dari itu, memberikan mereka wawasan luas dan bisa menjawab apa saja yang mereka tanyakan dengan tepat adalah salah satu hal penting. Jadi.. tidak hanya sekedar marah-marah saja yang sering kita lakukan kepada mereka.

Disinilah kita dituntut harus belajar lebih dari biasanya, lebih banyak membaca dari biasanya. Ya.. meskipun kita tahu, Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001% yang artinya hanya 1 orang dari 1000 orang yang senang membaca. Setidaknya kita tidak menjadi bagian dari 999 orang tersebut.

Jangan sampai alasan kurangnya akses sebagai faktor utama mengapa minat baca orang indonesia ini sangat rendah, kita jadi tidak mau belajar. Sekarang, semuanya bisa diakses melalui digital, bukankah itu kondisi yang tepat.

Kalau bukan dari kita para orang tua khususnya ibu, mau dari mana lagi. Dari tangan kitalah akan ada generasi anak-anak yang paham dengan baik bagaimana cara mengimbangi dunia yang terus berkembang dengan literasi digital yang tepat. Bagaimana caranya?

Mengajari anak untuk berpikir kritis

Ini akan membuat anak-anak kita tidak mudah share berita yang ada di dunia digital. Tidak semua yang kita baca di internet adalah berita yang benar. Sebaiknya, instruksikan kepada mereka untuk terlebih dahulu menanyakan apa yang tidak mereka pahami kepada kita orang tuanya.

Ajarkan mereka tentang kejujuran

Dengan belajar kejujuran, anak-anak akan belajar mempertimbangkan apapun yang akan mereka ambil dari internet. Pembajakan dan pencurian aset digital yang merajalela seharusnya menjadi pelajaran berharga untuk anak-anak kita kelak. Bahwa, semua yang ada di internet juga mempunyai pemilik.

Ajarkan kepada anak cara mengelola identitas online

Identitas online ini termasuk email dan akun sosial media yang anak-anak miliki. Di dunia digital, kita tidak bisa begitu saja percaya dengan tidak menyimpan identitas online yang anak-anak kita miliki. Dengan mengajari anak bagaimana menjaga privasi online dan juga bagaimana berbagi informasi dan konten yang tepat merupakan aspek penting dari pendidikan literasi digital yang menyeluruh.

Menggunakan media sosial untuk pembelajaran

Ya kita tentu tahu, anak-anak jauh lebih mahir menggunakan media sosial daripada orang tuanya. Disinilah kita harus mengajak mereka bersama-sama membuat media sosial mereka jauh lebih bermanfaat dan digunakan dengan tepat. 

Contoh Literasi Digital untuk Anak

Sebagai salah satu contoh literasi digital untuk anak adalah dengan mengatur jadwal membaca setidaknya 1 buku per minggu. Mengajak anak-anak melakukan aktivitas yang melibatkan adanya gadget seperti menulis di blog pribadi secara sederhana dan mengajak mereka menulis dengan komputer.

Kesimpulan

Dunia digital memang tidak bisa kita atur sesuai dengan keinginan kita untuk anak-anak. Namun, dengan adanya kecanggihan teknologi ini, alangkah baiknya kita yang sudah paham memberikan edukasi kepada keluarga dan orang lain tentang pentingnya mengenal dan mempelajari literasi digital. Mulai dari hal-hal paling mendasar seperti cara berkomunikasi dan berekspresi di media sosial, bersikap jujur di dunia maya, dan tahu bagaimana cara memanfaatkan serta memaksimalkan perangkat digital.

Husnul Khotimah
Seorang ibu yang senang menulis tentang motivasi diri, parenting dan juga tentang kehidupan sehari-hari di Jombloku. Semoga blog ini bisa membawa manfaat buat kita semua.

Related Posts

52 komentar

  1. untuk bekal nanti kalau aku punya anak mbak. Penting sekali ya mengetahui literasi digital pada anak supaya bisa dipakai dengan baik dan benar

    BalasHapus
  2. Minat membaca masyarakat Indonesia rendah, efek turun menurun juga dari orang tua sepertinya. Dulu karena beli buku mahal tapi di era digital harusnya minat baca lebih tinggi

    BalasHapus
  3. Zaman lebih canggih memang seharusnya meningkatkan minat baca kita ya kak, terutama untuk anak-anak supaya memanfaatkan media digital sebagai partner belajar

    BalasHapus
  4. Masya Allah keren, Alhamdulillah mulai belajar literasi juga. Semoga kita bisa mengajarkan pada anak-anak kita cinta membaca dan menulis dengan baik sesuai dengan kaidahnya. Terimakasih tulisan yang bagus dan bisa jadi support untuk terus belajar membaca serta menulis. Semangat 💪🏻😘

    BalasHapus
  5. Kondisi saat sekarang ini baru terasa seberapa pentingnya literasi digital untuk anak

    BalasHapus
  6. Wah benar sekali mbak, sebagai orang tua kita harus mengajarkan literasi digital kepada anak kita. Sehingga nantinya anak kita bisa memanfaatkan secara positif kecanggihan digital yang berkembang saat ini.

    BalasHapus
  7. Setujuuu banget!
    Anak harus dikenalkan dengan kebiasaan rajin membaca. Agar wawasannya semakin luas dan nggak mudah termakan berita bohong

    BalasHapus
  8. Bener banget, anak teknologi bakal terus maju walaupun tidak kita ikuti, dan sekarang memaksa kita untuk digunakan, mau tidak mau, suka tidak suka itu menjadi kebutuhan kita dan keluarga

    BalasHapus
  9. Tantangan setiap orang tua untuk mengenalkan literasi kepada anak. Kalau melihat bagaimana kejamnya dunia digital. Rasanya pingin balik ke zaman tahun 80-an di mana kenakalan anak adalah kenakalan polos. Tapi yah, guliran waktu tidak bisa ditahan.

    BalasHapus
  10. Kamu tidak bisa mengontrol orang lain, tapi kamu bisa mengontrol dirimu sendiri. Bijak berliterasi.

    BalasHapus
  11. Minat baca orang indonesia memang rendah tapi jangan nyerah. Anak2 kudu di semangatin. Beri mereka bacaan sehat dari sumber yg sehat

    BalasHapus
  12. Setuju banget sama quotenya, " jangan pernah puas untuk belajar, hidup ini adalah aktivitas belajar"
    Iya nih PR buatku juga menyampaikan Literasi Digital pada anak remaja, dengan memberikan contoh dan mengawasinya terus di sosmednya. Insyaallah semoga memahami mana yang baik dan tidak. Memberikan bimbingan bagemana kaloperangkat digital ini bisa menghasilkan cuaan, eeaa..

    BalasHapus
  13. Makin yakin kalau literasi digital itu wajib hukumnya dikenalkan ke anak.
    Apalagi kondisi new normal yang hampir semua aktivitas dilakukan online.

    Bukan sekedar lebih melek teknologi, tapi kudu lebih bijak juga makenya.

    Makasih Mba Husnul, semakin tercerahkan baca tulisannya 🤩

    BalasHapus
  14. Hal yang paling rentang terjadi kepada anak dan remaja adalah menjaga identitas diri di media sosial. Banyak kasus kekerasan maupun hal negatif lainnya akibat kurang filter diri. Orang tua sangat penting perannya agar anak-anak cerdas menggunakan media digital.

    BalasHapus
  15. Bener banget anak2 harus dibekali ilmu tentang literasi digital sejak dini agar nantinya tidak ada lagi generasi yang suka sebar hoax dan generasi yang nggak bisa menahan jempolnya untuk chat sesuka hati.

    BalasHapus
  16. Bener banget mbak, literasi digital perlu banget dikenalkan kepada anak-anak agar dia bisa bijak dalam berinternet dan melakukan kemudahan digital ke arah yang positif. Remind buat banyak para orangtua juga ya mbak, karena banyak orang dewasa jarinya suka banyak gak dipikir dalam mengetik yang kelak dapat membahayakan diri sendiri.

    BalasHapus
  17. Setuju, sebagai orangtua kita harus lebih paham terlebih dahulu tentang literasi digital ini. Termasuk saya yang gaptek. Sampai sekarang pun saya masih belajar. Dan dari belajar yang sedikit itu saya bagi sama kakak. Eeh, malah kakak yang ngajarin saya. Jadi belajar literasi digital bareng, deh.

    BalasHapus
  18. Ajarkan anak mana aplikasi yg cocok dan mana yg tidak.

    Anak2 yg memegang smartphone spt telur diujung tanduk. Salah jatuh... bakal hancur (kalo telur maaah dapat digoreng). Telur dapat jatuh disisi manapun 360 derjat krn begitu luasnya pemakaian internet via smartphone.

    Ajarkan hal2 yg baik didunia offline semoga terbawa ke dunia online.

    BalasHapus
  19. Penting nya peran orang tua ya ka, mengajarkan literasi digital kepada anak, alalagi di zaman yang serba canggih. Paling minim ya mengajarkan anak tetang apa yang dikerjakan, harus punya tanggung jawab nya hih

    BalasHapus
  20. Yappp, Masih banyak yang perlu dipelajari mengenai literasi digital.
    Para ortu juga harus berperan aktif untuk mendidik anak, termasuk dalam hal literasi digital

    Kemampuan literasi yang baik bisa membawa perubahan ke arah lebih baik, dan kitapun jadi gak mudah terpancing hoax

    semangat buat kita semuaaa

    BalasHapus
  21. Memang mendidik anak hendaklah sesuai dengan zamannya yaa..
    Dan kini, zamannya anak-anak harus melek dunia digital. Asal membuat aturan dan batasan yang jelas.
    Semoga orangtua masa kini sukses membimbing ananda ke jenjang kesuksesan dunia akhirat.
    Aamiin~

    BalasHapus
  22. Karena zaman sekarang serba online penting banget buat literasi digital.

    BalasHapus
  23. Wah literasi digital memang penting banget sih ya... aku dari kecil sudah memperkenalkan suka baca pada anak2...alhamdulillah skrg terasa hasilnya..

    BalasHapus
  24. Kadang tuh salut sama anak kecil yang sudah bisa smartphone tapi kadang miris juga karena lebih memilih game daripada banyak yang baca ebook gitu.

    BalasHapus
  25. Apa kabar mbak, lama nggak kesini makin berat aja bahasannya nih :D. ngajarin anak tentang aqidah akhlak dan semua aspek kehidupan offline seperti kejujuran memang penting, dan saya setuju jika kehidupan offline baik, maka akan terbawa di setiap tindakan yang anak lakukan, termasuk menggunakan internet.

    BalasHapus
  26. Kalau punya anak nanti aku pun akan memersiapkan literasi sejak dini mba, heheeh ... ditambah dengan era yang sedang berlangsung saat ini. Digital. Mau nggak mau, harus dibimbing sesuai dengan jamannya.

    BalasHapus
  27. Benar banget, dari sejak usia 5 tahun sekarang anak sudah mengerti digital, jadi orang tua perlu untuk selalu memberikan pemahaman sejak dini mengenai literasi digital.

    BalasHapus
  28. Uwaaaa betul mbaaaa~ minat baca di Indonesia memang rendah itu karena banyak riset yg mengatakan bahwa kebutuhan buku yg tidak bisa mereka beli. Sekarang udah jaman digital yang belajar dimana aja mudah, bahkan baca artikel aja asal artikelnya daging begini juga bisa jadi salah satu hal penyelamatan diri.

    BalasHapus
  29. Benar yah kak...
    Sekarang mah memberikan edukasi tentang literasi digital kepada anak-anak itu sangat penting...

    BalasHapus
  30. Rendahnya minat baca di Indonesia memang jadi boomerang sih. Jadi PR bersama agar semua masyarakat mau membaca agar tidak mudah termakan berita hoax

    BalasHapus
  31. Anak-anak memang harus dibekali soal literasi digital ini sejak dini. Karena di era digital ini semua informasi bergerak sangat cepat, maka harus ada sensor mandiri juga dengan pendampingan orangtua

    BalasHapus
  32. Anak-anak kalau tidak dikenalkan pada literasi digital maka mereka akan dengan sangat mudah terpapar pornografi dan cyber crime. Serem.

    BalasHapus
  33. Saya pribadi masih PR banget mengajarkan literasi digital kepada anak. Fokus pertama saya sih mengajarkan mencintai buku dahulu, selanjutnya bisa lah diajari tentang literasi digital.

    BalasHapus
  34. Ada yang bilang anak gak boleh pegang hp, aku kurang setuju pegang hp untuk hal yang baik gpp biar gak gaptek termasuk mengenal literasi digital nih. Kasihan kan kalau anak gak tau apa-apa ya

    BalasHapus
  35. Masha Allah tabarakallah mbak. Isi artikelnya penuh gizi. Miris sih lihat daya UNESCO terhadap minat baca masyarakat.

    BalasHapus
  36. Tantangan orang tua zaman sekarang beda nih. Hape udah jadi kebutuhan anak2 saat daring. Mau gak mau literasi digital kudu diajarin sejak dini

    BalasHapus
  37. kalau ingat peribahasa jaman dulu, ada yang menyebutkan kalau buku adalah jendela dunia, jaman saya kecil dulu sulit sekali membeli buku bacaan, selain mahal, toko buku juga tidak sebanyak saat ini, sekarang semua sudah di mudahkan, tinggal menaikan minat baca anak ya :)

    BalasHapus
  38. utk anak-anak sebaiknya mengenalkan kebiasaan membaca dulu deh, hmm ini yg agak susah di anak saya yg saat-saat ini lebih doyan main game online

    BalasHapus
  39. Aku masih belum terlalu memperhatikan EBI kak, harus lebih belajar lagi nih kalau nulis di blog

    BalasHapus
  40. Penting banget nih, Mba mengajarkan anak kritis, jujur dan menggunakan media sosial dengan baik. Saat kurangnya literasi digital maka penggunaan internet bisa menjadi hal yang berdampak buruk.

    BalasHapus
  41. aku juga akhirnya memilih untuk komunikasi dan ngobrol dengan anak - anak untuk menyikapi dunia digital dengan bijak dan seimbang

    BalasHapus
  42. Anakku sudah mulai memiliki media sosial. Sudah mulai berinteraksi dengan teman-temannya melalui kolom komentar

    Di sini aku mulai was-was, khawatir tulisan tak sama dengan ekspresi pembaca. Bisa menjadi miss understanding dalam tulisan dan ekspresi pembaca

    Aku mulai memberitahu dan memberikan pemahaman, untuk lebih hati-hati dan belajar bagaimana gaya komunikasi saat berada di dunia maya.

    Aku lebih menyukai, anakku memiliki ketrampilan menguasai komputer dan progam-progamnya dibanding, menggunakan media sosial. tapi ya, namanya sosialisasi saat ini, tidak bisa dikesampingkan juga ya, Mbak.

    BalasHapus
  43. Duuhh, baca ini teringat lagi, kalau anak saya 10yo dan saya belom juga berani ngasih hape ke dia hiks.
    Butuh keberanian banget buat saya, termasuk menjelaskan gambar-gambar yang tak senonoh yang mungkin saja bisa dia lihat :D

    Tapi memang, mau nggak mau kudu dihadapi ya, yang penting adalah wajib didampingi agar anak juga mengenal literasi digital :D

    BalasHapus
  44. Alhamdulillah anak saya juga sudah dikenalkan dengan literasi digital, dibanding dengan game anak

    BalasHapus
  45. Setuju banget. Literasi digital anak harus sejak dini. Soalnya sekarang ini miris banget, orang yang kita lihat berpendidikan dan bisa menginfluence orang lain saja bisa termakan dan menyebarkan hoax. Semoga dengan literasi digital anak2 kita lebih bisa memfilter ya.

    BalasHapus
  46. Yup, benar sekali
    literasi anak dimulai sejak dini. tapi utk digital perlu pengawasan juga. Anak suka hal2 yang baru, dan bikin rasa penasarannya makin berkembang. butuh arahan yang baik agar mereka bisa fokus. Syukurlah, zaman kini anak semakin mudah mendapatkan bacaan. Semoga generasi ini makin smart ya

    BalasHapus
  47. Anak dan bunda saling mendukung dalam literasi digital nih, mantep.
    Alhamdulillah ya jadi hepi kalau bisa sharing begini belajar bareng

    BalasHapus
  48. Terus-menerus menjauhkan dunia digital dari anak rasanya nggak mungkin, ya. Jadi lebih baik dipersiapkan untuk memasuki dunia digital yang aman.

    BalasHapus
  49. Setuju mba, di jaman seeba digital dan banjir informasi seperti sekarang, anak-anak harus dibekali ilmu yang kuat termasuk soal literasi digital. Supaya kelak mereka nggak kejeblos di rimba internet dan media digital yang memabukkan ini. Semangat, buk ibuk!

    BalasHapus
  50. Penting banget mba soal literasi digital harus dikenalkan sejak dini sama anak-anak, jadi kelak mereka dewasa gak mudah termakan hoax dan lebih kritis dan berpikir logis analitik dalam menerima informasi

    BalasHapus
  51. Penting banget nih literasi digital bagi anak, terutama anak sekarang yang dari bayi udah pegang gadget ya. Jika orangtuanya udah melek digital, diharapkan pendidikan literasi digital akan bisa lebih optimal bagi anak-anaknya. Nah, PR banget nih bagi kita semua untuk bisa berpikir bijak ketika menggunakan berbagai piranti digital dalam keseharian.

    BalasHapus
  52. Setuju banget sama kutipan dari mas irwin. Belajar itu memang sepanjang hayat. Makanya literasi digital itu penting bgt ya mbak, kan banyak baca jadi banyak tau

    BalasHapus

Posting Komentar